Bisnis.com, JAKARTA — Kestabilan harga pangan dan pupuk akan menjadi salah satu janji utama yang muncul dalam kampanye para calon presiden dan wakil presiden menjelang pemilihan umum atau Pemilu 2024. Alasannya, stabilitas pangan berpengaruh langsung terhadap perekonomian dan dapur masyarakat.
Hal tersebut disampaikan oleh Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira dalam Bisnis Indonesia Business Challenges 2023 dengan tema Momentum Konsolidasi Ekonomi & Politik. Acara itu berlangsung secara daring pada Kamis (15/12/2022).
Bhima menjelaskan bahwa masalah stabilitas harga pangan memang selalau menjadi bahan kampanye pada tahun politik. Namun, pada 2023 dan 2024 nanti kondisinya berbeda karena terdapat masalah pasokan dan inflasi pangan secara global, sehingga tantangannya sangat besar.
Menurutnya, para calon peserta pemilu mesti menyadari bahwa efek stabilitas pangan akan berpengaruh terhadap posisinya dalam kontestasi pesta politik nanti. Salah satu jualan yang akan muncul nanti adalah terkait populisme perlu tidaknya impor pangan untuk menjaga ketersediaan dalam negeri.
"Sebelum adanya pemilu maka semua perhatian harus bisa menjaga stabilitas harga pangan, termasuk pupuk, karena di berbagai negara sekarang mulai ada ancaman krisis pangan dan kelangkaan pupuk, dan itu juga kalau inflasi terlalu tinggi biaya politiknya akan jauh lebih mahal," ujar Bhima pada Kamis (15/12/2022).
Dia menyebut bahwa janji peserta pemilu terkait hal-hal populis, seperti janji akan menjaga harga pangan dan akan mendorong subsidi pupuk sebenarnya sah-sah saja. Namun, para kandidat harus memastikan bahwa ketika mereka terpilih akan melanjutkan komitmen kebijakan itu untuk menjaga masyarakat.
"Itu juga perlu sebenarnya, menyeimbangkan populisme untuk meraih suara jangka pendek dengan yang memang betul-betul ada kaitan dalam ketahanan panjang jangka panjang," kata Bhima.
Dia menyarankan agar pemerintah pusat dan daerah mampu memastikan stabilitas harga pangan. Selain baik bagi perekonomian dan masyarakat, menurut Bhima, hal itu pun akan mendorong pelaksanaan pemilu yang lebih lancar.