Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi November Diproyeksi Melandai, Ini Kata Ekonom Mandiri

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan inflasi indeks harga konsumen (IHK) pada November 2022. Bakal melandai?
Pedagang beraktivitas di salah satu pasar tradisional di Jakarta, Selasa (25/10). Bank Indonesia (BI) dalam Survei Pemantauan Harga (SPH) memperkirakan tingkat inflasi hingga minggu ketiga Oktober 2022 mencapai 0,05% secara bulanan (month-to-month/mtm). JIBI/Bisnis/Abdurachman.
Pedagang beraktivitas di salah satu pasar tradisional di Jakarta, Selasa (25/10). Bank Indonesia (BI) dalam Survei Pemantauan Harga (SPH) memperkirakan tingkat inflasi hingga minggu ketiga Oktober 2022 mencapai 0,05% secara bulanan (month-to-month/mtm). JIBI/Bisnis/Abdurachman.

Bisnis.com, JAKARTA — Laju inflasi diproyeksi melandai pada November 2022 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan indeks harga konsumen (IHK) pada November 2022 akan mengalami inflasi sebesar 5,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

“Kami perkirakan inflasi tahunan akan terus mereda. Secara tahunan, inflasi utama diperkirakan melemah menjadi 5,50 persen yoy pada November 2022,” katanya, Selasa (29/11/2022).

Secara bulanan, Faisal memperkirakan IHK akan mencatatkan inflasi kecil, yaitu sebesar 0,17 persen (month-to-month/mtm).

Tingkat inflasi yang lebih rendah pada periode tersebut dipengaruhi oleh pasokan bahan pangan yang terjaga. Di sisi lain, harga emas terpantau meningkat di tengah ketidakpastian pasar keuangan.

Faisal juga memperkirakan inflasi inti pada November 2022 akan menguat menjadi 3,42 persen yoy, dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,31 persen yoy.

Peningkatan ini juga terjadi seiring dengan membaiknya mobilitas masyarakat di tengah pelonggaran PPKM.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data realisasi inflasi November 2022 pada 1 Desember 2022. Sebelumnya, Bank Indonesia memperkirakan inflasi hingga pekan keempat November 2022 mencapai 0,18 persen mtm.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan bahwa komoditas utama penyumbang inflasi November 2022 hingga pekan keempat, yaitu telur ayam ras dan tomat, masing-masing sebesar 0,03 persen mtm.

Komoditas lainnya yang turut menyumbang inflasi diantaranya daging ayam ras, air kemasan, emas perhiasan, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,02 persen mtm. Kemudian, tempe, jeruk, sawi hijau, tahu mentah, beras, dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,01 persen mtm.

Sementara itu, sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi, yaitu cabai merah sebesar -0,09 persen mtm, cabai rawit sebesar -0,03 persen mtm, serta bawang putih, dan angkutan udara masing-masing sebesar -0,01 persen mtm. Pada Oktober 2022, tingkat inflasi tercatat sebesar 5,71 persen yoy masih di atas sasaran BI 2–4 persen.

Perkembangan inflasi pada Oktober 2022 dipengaruhi oleh inflasi kelompok harga bergejolak atau volatile food yang turun menjadi 7,19 persen yoy, sementara inflasi komponen harga yang diatur pemerintah atau administered prices tercatat sebesar 13,28 persen yoy.

Sejalan dengan itu, inflasi inti tercatat sebesar 3,31 persen yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya, sebagai dampak rambatan dari penyesuaian harga BBM dan meningkatnya ekspektasi inflasi.

BI menyatakan akan terus memperkuat respons kebijakan moneter untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini masih tinggi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 2–4 persen lebih awal, yaitu pada semester pertama 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper