Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri ESDM Promosikan Peluang Investasi EBT RI di B20 Summit

Rencana pemasangan 22 gigawatt (GW) daya listrik bersumber dari EBT dalam kurun 10 tahun diperkirakan membutuhkan investasi US$50 miliar.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memberikan sambutan saat acara Inagurasi dan Serah Terima Jabatan Kepengurusan METI periode 2022-2025 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (20/7/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memberikan sambutan saat acara Inagurasi dan Serah Terima Jabatan Kepengurusan METI periode 2022-2025 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (20/7/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, BADUNG — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengundang pelaku bisnis global untuk ikut berinvestasi pada sektor energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia di tengah komitmen pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

Arifin mengatakan pemerintah berencana untuk memasang 22 gigawatt (GW) daya listrik bersumber dari EBT pada sistem kelistrikan nasional selama 10 tahun mendatang.

Menurut Arifin, rencana kerja bauran energi domestik itu dapat menjadi peluang bisnis yang menjanjikan bagi perusahaan dalam negeri dan internasional saat ini.

“Rencana itu akan menghabiskan investasi sekitar US$50 miliar jadi ini kesempatan bagi komunitas bisnis untuk datang berinvestasi,” kata Arifin dalam acara B20 Summit di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11/2022).

Selain itu, Arifin menambahkan, pemerintah juga berencana untuk mengakselerasi pembangunan transmisi untuk menghantarkan sumber listrik EBT pada sejumlah daerah konsumen.

“Kita perlu membangun transmisi kita, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia kita perlu menyambungkannya dengan energi, kita perlu memanfaatkan energi kita sendiri,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Pakta iklim yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) dan Jepang disebut tengah menyelesaikan kesepakatan pembiayaan iklim yang akan menawarkan setidaknya US$15 miliar atau sekitar Rp235,51 triliun (asumsi kurs Rp15.701) untuk membantu Indonesia beralih dari dominasi penggunaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara.

Dilansir dari Bloomberg, Jumat (11/11/2022), kemitraan yang disebut 'just energy transition partnership' atau JETP itu kemungkinan akan diumumkan pada KTT G20 di Bali pekan depan, menurut orang-orang yang mengetahui rencana itu.

Kesepakatan itu memungkinkan Indonesia untuk mempercepat upaya mempensiunkan kelebihan kapasitas PLTU dan membatasi proyek PLTU yang dinilai menghambat pengembangan energi terbarukan. Menurut orang-orang yang enggan disebutkan namanya tersebut, beberapa detail kesepakatan dapat berubah sebelum pengumuman dilakukan.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyebut bahwa kesepakatan pembiayaan akan diumumkan pada pekan depan.

"Saya harap besarannya akan cukup besar untuk menciptakan kepercayaan dalam mewujudkan transisi energi," kata Sri Mulyani dalam Bloomberg CEO Forum di Bali, Jumat (11/11/2022).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper