Bisnis.com, KUPANG - Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM meresmikan fasilitas pembuat es bertenaga surya atau solar ice maker (SIM) di Sulamu, Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Pembuat es bertenaga surya tersebut dibangun atas hasil kerja sama Kementerian ESDM dan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) dalam proyek Strategic Exploration of Economic Mitigation Potentials through Renewables (ExploRE).
Country Director GIZ Indonesia Martin Hansen memaparkan, proyek ini untuk memenuhi sistem pendingin untuk para nelayan. Hal ini lantaran banyak hasil tangkapan ikan di wilayah terpencil Indonesia yang terbuang. Salah satu penyebabnya adalah sulitnya akses terhadap es maupun mesin pendingin untuk mengawetkan ikan.
Di Sulamu misalnya, fasilitas pabrik es dan penyimpanan dingin hanya berada di Pelabuhan Oeba yang jaraknya 85 kilometer.
"Di Sulamu sendiri bahkan kadang-kadang sampai kehilangan 15 persen, kerugian dari ikan yang terbuang itu," kata Hansen di Sulamu, NTT, dikutip Selasa (1/11/2022)
Mesin pembuat es berbasis tenaga surya ini dapat mencukupi 60 persen kebutuhan sistem pendingin maupun es batu untuk pengawetan ikan hasil tangkapan nelayan di Sulamu. Mesin ini dapat memproduksi 1 ton es per harinya dengan didikung energi sebesar 25 kilowatt peak (kWp).
Baca Juga
Di sisi lain, Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan (EBT) Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengatakan, dengan hadirnya teknologi tersebut nelayan dapat menjaga kualitas hasil tangkapan ikan.
"Mudah-mudahan dengan adanya teknologi ini kita bisa kembangkan dan jaga kualitas produk kita. Kita juga bisa ekspor ke depannya," kata Feby.
Lebih lanjut, Feby berharap pembuat es tenaga surya ini dapat dibangun di wilayah terpencil penghasil ikan lainnya.
"Kami sangat harapkan teknologi solar ice maker ini tidak hanya berhenti di sini tapi dapat direplikasi, kemudian juga di sebarluaskan serta tentu RnD [reserch and development] teknologi ini juga kita dorong terus untuk mendukung upaya transisi energi yang berbasis masyarakat," kata Feby.
Adapun, proyek mesin pembuat es tenaga surya ini mulai berjalan sejak 2017 silam. Setelah dilakukan optimalisasi teknologi pada 2019, fasilitas ini sebenarnya mulai dibangun pada 2020 di Sulamu.
Hanya saja, kemajuannya sempat tersendat lantaran pandemi Covid-19. Namun, pada akhirnya pembangunan mesin ini dapat selesai dan mulai beroperasi sejak 22 Mei 2022.