Bisnis.com, JAKARTA – Melalui kolaborasi dengan Business 20 (B20) Indonesia, KADIN, dan Bisnis Indonesia, PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) menyelenggarakan webinar bertajuk “Digitalisasi UMKM Tempatkan UMKM Indonesia di Rantai Pasok Global” pada Jumat (28/10). Pada webinar ini, para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) saling berbagi ilmu dan pengalaman. Mereka juga mendengarkan paparan terkait pentingnya digitalisasi UMKM di Indonesia di rantai pasok global.
Gelaran tersebut merupakan acara puncak dari rangkaian pelatihan digitalisasi bagi pelaku usaha bertajuk “UMKM Untuk Indonesia (Usaha Maju Kian Makmur Untuk Indonesia)” yang telah dilakukan Sampoerna sejak Agustus hingga September 2022. Rangkaian ini diikuti oleh lebih dari 9.000 pelaku UMKM. Keseluruhan rangkaian pelatihan bertajuk UMKM Untuk Indonesia diharapkan menjadi salah satu bukti nyata atas komitmen anggota B20 yang tertuang dalam Inclusive Closed Loop Pledge B20.
Dalam keynote speech yang disampaikan pada acara tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan UMKM Indonesia merupakan penggerak perekonomian Indonesia. “Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa 87% pelaku UMKM terdampak oleh pandemi dan 93% di antaranya terdampak negatif dari sisi penjualan. Selain itu, data Kementerian Koperasi dan UMKM menyebutkan bahwa sektor UMKM telah memberikan kontribusi sebesar 61% terhadap PDB atau setara dengan Rp 8.573 triliun dan menyerap tenaga kerja sebesar 97% dari penyerapan tenaga kerja nasional. Pemerintah akan terus memberikan pelatihan kepada sektor UMKM. Pengembangan UMKM merupakan prasyarat utama dalam mendorong perekonomian Indonesia,” ujar Airlangga.
Dalam aspek digitalisasi, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, juga menegaskan bahwa UMKM Indonesia perlu melakukan transformasi digital agar dapat berperan pada tingkat global untuk menghadapi disrupsi ekonomi.
Kementerian Koperasi dan UKM sendiri telah mendata 20.5 juta pelaku UMKM yang telah melakukan on-boarding digital dan akan mempercepat proses tersebut agar target 30 juta UMKM terhubung secara digital dapat tercapai. Hal ini berangkat dari pelajaran bahwa selama pandemi COVID-19, UMKM yang telah melalui proses transformasi digital memiliki resiliensi lebih tinggi dan pertumbuhan bisnis yang lebih baik seiring dengan potensi ekonomi digital yang diprediksi terus tumbuh mencapai Rp 4.531 triliun.
“Dengan adanya inisiatif dan kolaborasi antara pemangku kepentingan, diharapkan mampu mengagregasi UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem. Saya berharap hal-hal yang didiskusikan dalam panel hari ini dapat melahirkan sebuah inovasi strategi, meningkatkan kapasitas, dan meningkatkan daya saing UMKM agar lebih siap untuk masuk ke rantai pasok global. Saya mengajak kepada seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi bersama dalam upaya percepatan transformasi digital UMKM guna mendukung pemulihan ekonomi nasional yang inklusif dan berdaya saing bagi Indonesia,” ucap Teten.
Shinta Kamdani, Ketua B20 Indonesia, menyampaikan mengenai betapa berharganya momentum Presidensi G20 dan B20 Indonesia untuk mendorong inklusivitas keuangan melalui penguatan upaya transformasi digital UMKM. “Kami sungguh-sungguh secara komplit dan mendukung aksi nyata untuk mewujudkan hal-hal yang kami kami rekomendasikan kepada para pemimpin G20. Dalam konteks penciptaan dukungan terhadap UMKM, B20 Indonesia memperkenalkan dan mempromosikan model kerja sama pemberdayaan UMKM dalam rantai pasok yang bersifat multi-stakeholder, holistik, dan berkelanjutan yang tadi saya sebut dengan Inclusive Closed Loop System,” ujar Shinta.
Sementara itu, Direktur Urusan Eksternal Sampoerna, Elvira Lianita, menyatakan pentingnya pendekatan multi-pihak dalam upaya digitalisasi UMKM. “Kami mendukung program KADIN B20 Indonesia, yaitu Inclusive Closed Loop model, untuk menjadikan sektor UMKM sebagai fokus utama dalam menggerakkan ekonomi. Kami percaya inisiasi KADIN B20 dapat menjadi salah satu legacy untuk mendorong kolaborasi multipihak ke depannya agar UMKM Indonesia dapat semakin maju dan berperan dalam rantai pasok global. Melalui kolaborasi antara pelaku usaha besar (korporasi), pemerintah, swasta, dan dengan dukungan teknologi, akan semakin banyak UMKM Indonesia go global,” ucapnya dalam kata sambutan.
Pada kesempatan diskusi panel, ragam pakar dan tokoh berdialog mengenai pentingnya kolaborasi untuk meningkatkan daya saing UMKM Indonesia di pasar global melalui digitalisasi. Panelis terdiri dari Deputi IV Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rudy Salahuddin; Deputi Bidang Kewirausahaan, Kementerian Koperasi dan UKM, Siti Azizah; Direktorat Perdagangan Melalui Sistem Elektronik Perdagangan dan Jasa, Kementerian Perdagangan, Kukuh Sri Harjanto mewakili Wamendag; Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Kewirausahaan, Aldi Haryopratomo; serta Kepala Urusan Eksternal Sampoerna, Ishak Danuningrat.
Sampoerna Untuk UMKM Indonesia
Falsafah Tiga Tangan Sampoerna merupakan fondasi dari komitmen Sampoerna kepada pengembangan UMKM Indonesia. Upaya berkelanjutan untuk menciptakan nilai tambah bagi Indonesia tersebut dijalankan melalui program “Sampoerna Untuk Indonesia”. Rekam jejak Sampoerna untuk terus menciptakan nilai tambah bagi UMKM Indonesia secara konsisten terwujud melalui dua program, yakni Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) dan Sampoerna Retail Community (SRC).
Rangkaian webinar “UMKM Untuk Indonesia” pun menjadi bagian untuk mewujudkan komitmen nilai tambah tersebut. Dalam diskusi panel, Bapak Aldi Haryopratomo, Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Kewirausahaan menceritakan tentang hadirnya “Wiki Wirausaha” milik KADIN yang menjadi wadah informasi, diskusi, kolaborasi untuk para pengusaha di mana Sampoerna juga turut berperan dengan menghadirkan SETC dalam platform tersebut.
KADIN juga telah meluncurkan “Wiki B20” yang menyajikan informasi vital seperti proses standarisasi maupun sertifikasi yang dibutuhkan agar UMKM Indonesia dapat mengekspor produk mereka dan dapat dihubungkan dengan perusahaan-perusahaan international. "Inti dari program kemitraan inklusif ini adalah semangat untuk saling membantu. Indonesia akan sejahtera dan setara jika perusahaan besar ingin membantu yang kecil, dan yang sudah berhasil ingin membantu yang belum berhasil," ujar Aldi.
Tandres Sianturi, salah satu pelaku UMKM yang hadir dan sukses mengembangkan produk MyKripik, memberikan apreasiasi terhadap Sampoerna. Menurutnya, penjualan usahanya dapat meningkat berkat pengetahuan dan pelatihan optimalisasi penggunaan platform digital yang diberikan oleh Sampoerna.
“Saya harap SETC terus menebarkan benih-benih kebaikan untuk UMKM dan juga untuk Indonesia lebih pulih cepat dan bangkit lebih kuat,” tutupnya.