Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramalan Bank Indonesia: Inflasi Akhir Tahun Tembus 6 Persen

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meramal inflasi hingga akhir tahun bisa tembus 6 persen. Ini penjelasannya.
Petugas melakukan pengisian bahan bakar pertalite di SPBU Pertamina Abdul Muis, Jakarta, Rabu (29/6/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Petugas melakukan pengisian bahan bakar pertalite di SPBU Pertamina Abdul Muis, Jakarta, Rabu (29/6/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) meramal tingkat inflasi hingga akhir tahun bisa tembus 6 persen, sebagai imbas dari kenaikan harga BBM yang diberlakukan mulai awal September 2022.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa kenaikan harga BBM akan mendorong kenaikan inflasi 1,8 persen hingga 1,9 persen.

“Keseluruhan pengaruh kenaikan harga BBM baik langsung maupun tidak langsung kurang lebih akan menambah inflasi 1,8–1,9 persen dan karenanya pada akhir tahun ini inflasi akan sdikit lebih tinggi dari 6 persen,” katanya, Kamis (22/9/2022).

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga BI, kenaikan inflasi akan mencapai puncaknya pada September 2022, mencapai 5,89 persen secara tahunan

Dia menuturkan inflasi bulan ini karena dampak langsung penyesuaian harga subsidi dan karena tarif angkutan, meski belum semua naik.

Setelah kenaikan tertinggi pada September 2022, Perry mengatakan kenaikan inflasi akibat harga BBM masih akan berlangsung hingga 3 bulan ke depan, namun cenderung melandai.

“Mungkin ada kenaikan tambahan beberapa bulan dan akhir tahun sedikit lebih tinggi dari 6 persen, tapi setelah itu tekanan inflasi tidak akan besar dan akan melandai,” imbuhnya.

Pada Rapat Dewan Gubernur 21 dan 22 September 2022, BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,25 persen.

Perry mengatakan, keputusanini merupakan langkah front loadedpre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 2—4 persen pada paruh kedua 2023.

Di samping itu, kenaikan suku bunga acuan juga untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper