Bisnis.com, JAKARTA – Apple Inc. mengungkapkan rencana kenaikan harga aplikasi dan pembelian dalam aplikasi di Eropa hingga Asia. Hal ini dilakukan guna menjaga margin karena mata uang utama melemah terhadap dolar AS.
Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (20/9/2022), pelanggan di negara-negara yang menggunakan euro serta di Swedia, Jepang, Korea Selatan, Chili, Mesir, Malaysia, Pakistan, dan Vietnam, akan mengalami kenaikan harga aplikasi di App Store pada 5 Oktober mendatang.
Di Jepang, harga naik sekitar 30 persen, kenaikan tajam menyusul depresiasi dramatis yen tahun ini. Apple menaikkan harga lini Mac, iPhone, dan iPad awal musim panas ini untuk mengakomodasi perbedaan mata uang.
Euro pun telah mengalami nasib serupa, sekarang diperdagangkan setara dengan dolar AS dan menunjukkan tanda-tanda pelemahan lebih lanjut.
Menurut analis Kantan Games Serkan Toto, ini bukan kali pertama Apple menyesuaikan harga aplikasi dan pembelian dalam aplikasi di App Store. Akan tetapi, kenaikan yang dirilis kali ini cukup signifikan.
“Tidak dapat dihindari bahwa penyesuaian harga akan dirasakan oleh pengembang aplikasi dan game di pasar yang terpengaruh,” katanya.
Baca Juga
Kenaikan ini akan sangat berasa bagi para pengembang karena konsumen menjadi lebih selektif untuk bertransaksi.
“Orang mungkin lebih ragu untuk melakukan pembelian dalam aplikasi sekarang daripada sebelumnya, dan pengembang mungkin terpaksa menjadi lebih kreatif dalam hal penetapan harga di masa mendatang,” sambungnya.
Pengembang aplikasi telah menaikkan harga pada tahun lalu, berdasarkan laporan penelitian independen. Harga rata-rata pembelian dalam aplikasi naik 40 persen pada bulan Juli dari bulan yang sama pada 2021 (year-on-year/yoy), merujuk pada laporan perusahaan konsultan Apptopia.
“Kerangka baru Apple akan memungkinkan pengembang untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada untuk semua layanan berlangganan yang mereka tawarkan pada tingkat harga saat ini,” kata Apptopia.
App Store adalah sumber pendapatan utama bagi perusahaan yang berbasis di Cupertino, California ini. Apple yang meluncurkan iPhone 14 secara global bulan ini, telah melaporkan pendapatan dari layanan tersebut sedikit di bawah ekspektasi untuk kuartal Juni.
Dalam wawancara dengan Bloomberg Television, Chief Executive Officer (CEO) Tim Cook mengakui bahwa perusahaan menghadapi kelemahan dan perlambatan ekonomi, tetapi dia memperkirakan keuntungan akan meningkat pada kuartal keempat.
Apple telah mengungguli beberapa pesaingnya. Namun, dalam menghadapi penurunan ekonomi, Apple menjadi lebih berhati-hati. Produsen iPhone itu berencana untuk memotong perekrutan dan pengeluaran untuk beberapa tim pada 2023.