Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: Sinyal Menyesuaikan Harga BBM Hingga Prospek Mal Mewah di Sekitar Jakarta

Sinyal menyesuaikan harga BBM, Mandiri jadi bank dengan aset terbesar di Indonesia, hingga prospek mal mewah di sekitar Jakarta menjadi rekomendasi redaksi
Petugas melakukan pengisian bahan bakar pertalite di SPBU Pertamina Abdul Muis, Jakarta, Rabu (29/6/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Petugas melakukan pengisian bahan bakar pertalite di SPBU Pertamina Abdul Muis, Jakarta, Rabu (29/6/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Sinyal pemerintah menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi makin terlihat. Situasi ini tecermin dari keterbatasan keuangan negara untuk menopang BBM murah hingga akhir tahun nanti.

Kantong bolong pemerintah menambal subsidi energi ini terlihat dari pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani belum lama ini. SMI -biasa disapa- secara terang-terangan meminta PT Pertamina (Persero) mengendalikan Pertalite dan Solar.

Dari catatan Kemenkeu, anggaran subsidi untuk energi sudah menembus Rp520 triliun. Jumlah ini meningkat hampir empat kali lipat bila dibandingkan dengan realisasi subsidi energi pada tahun lalu yakni Rp131,5 triliun. Subsidi ini termasuk untuk elpiji, BBM hingga listrik.

Sejumlah informasi komprehensif pilihan telah tersaji di Bisnisindonesia.id pada Minggu (14/8/2022). Simak selengkapnya!

1. Anggaran Jebol, Harga BBM Subsidi Bakal Diatur Ulang?

Pemerintah belakangan tengah menargetkan revisi Peraturan Presiden (Perpres) No 191/2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM rampung pada Agustus 2022.

Revisi beleid itu akan menjadi landasan hukum untuk membatasi pembelian BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar.
Namun, regulasi itu tidak kunjung terbit, meski konsumsi BBM subsidi telah melampaui proyeksi awal tahun ini. Ditambah lagi, disparitas harga keekonomian BBM bersubsidi juga makin lebar.

Situasi pelik tersebut juga telah diutarakan Presiden Joko Widodo belum lama ini. RI-1 berulang kali menyampaikan kemampuan APBN 2022 cukup terbatas untuk menambal selisih harga keekonomian BBM bersubsidi. Namun, penerbitan revisi aturan penyaluran BBM masih jalan ditempat.

Jokowi menggarisbawahi harga keekonomian BBM bernilai oktan 92 itu semestinya berada di posisi Rp17.100 per liter. Angka tersebut terpaut lebih 100 persen dari harga yang ditetapkan pemerintah saat ini Rp7.650 per liter.

2. Mandiri Puncaki Daftar Bank dengan Aset Terbesar di Indonesia

Daftar bank dengan aset terbesar di Indonesia hingga paruh pertama tahun ini masih dipertahankan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang sukses merebut posisi itu dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) sejak tahun lalu.

Hingga kini, daftar bank terbesar Tanah Air, yakni bank-bank yang masuk dalam Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) IV atau bank dengan modal inti di atas Rp70 triliun, masih hanya ditempati oleh empat bank saja.

Keempat bank itu terdiri atas tiga bank BUMN dan satu bank swasta. Ketiga bank BUMN tersebut yakni Bank Mandiri, BRI, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI (BBNI). Sementara itu, bank swasta yang tergabung dalam kelompok itu yakni PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA).

Berdasarkan data yang diolah Bisnis, Senin (8/8), Bank Mandiri menjadi jawara dengan raihan aset sebesar Rp1.786,70 triliun sepanjang paruh pertama 2022. Perolehan itu tumbuh 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp1.580,52 triliun.

3. Inilah Cara China Membalap Kemajuan Teknologi AS

Sejumlah data terkait dengan inovasi teknologi membuktikan bahwa China sudah selangkah di depan dari Amerika. Belanja riset dan pengembangan (R&D) yang terus meningkat membuat China berhasil menjadi produsen produk baru dan unik terdepan. Namun, persaingan akan semakin panas di sektor semikonduktor setelah AS mengesahkan beleid baru.

Ambisi China untuk menjadi pemimpin inovasi teknologi di dunia pada 2050 telah membuat negara ini mempercepat investasi untuk R&D sebagai upaya untuk mempercepat kemandirian.

Presiden Xi Jinping menyadari tidak lagi ingin bergantung pada impor teknologi canggih dari luar negeri. Fortune dalam laporan pada Kamis (11/8/2022), mencatat bahwa China menghabiskan 2,79 triliun yuan atau setara US$441,3 miliar untuk R&D pada 2021. Angka itu naik lebih dari 14 persen daripada 2020, di tengah pertumbuhan PDB yang anjlok karena lockdown.

Adapun AS menghabiskan US$664 miliar pada 2020, menurut Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Pada Juli, Aspen Institute, kelompok think tank yang berbasis di Washington D.C memprediksi China akan mengalahkan belanja R&D Amerika pada 2025.

4. PDB Anjlok, Ekonomi Rusia Dinilai Mundur ke Tahun 2018

PDB Rusia diprediksi turun 4 persen pada kuartal II/ 2022. Kondisi ekonomi yang terjadi di Rusia saat ini, dengan mempertimbangkan output yang hilang, dinilai setara dengan ukuran pada tahun 2018.

Kantor Statistik Federal Rusia, Rosstat, dalam prediksi awalnya melaporkan bahwa PDB Rusia turun 4 persen pada kuartal II/ 2022. Omset perdagangan grosir mencatat penurunan terbesar, 15,3 persen diikuti indikator lainnya.

Seperti dilaporkan tass.com, Jumat (12/8/2022) Rosstat sebelumnya mengkonfirmasi perkiraan pertumbuhan PDB sebesar 3,5 persen pada kuartal pertama tahun ini.

Omset perdagangan grosir mencatat penurunan terbesar, 15,3 persen diikuti indicator lainnya. Seperti dilaporkan tass.com, Jumat (12/8/2022) Rosstat sebelumnya mengkonfirmasi perkiraan pertumbuhan PDB sebesar 3,5 persen pada kuartal pertama tahun ini.

5. Menilik Prospek Mal Mewah yang Ramai Dibangun di Sekitar Jakarta

Dalam beberapa tahun terakhir, pengembang tengah gencar membangun pusat perbelanjaan atau mal menengah ke atas di daerah penyangga Jakarta.

Seperti contohnya, Sinar Mas Land bersama dengan Kawan Lama Group yang tengah membangun Living World Kota Wisata Cibubur dan Living World Grand Wisata Bekasi.

Lalu PT Pakuwon Jati Tbk tengah membangun pusat perbelanjaan menengah ke atas dalam konsep mixed use bernama Superblok Pakuwon Mall Bekasi. Selanjutnya, PT Summarecon Agung Tbk juga tengah membangun Summarecon Mall Bandung dan Karawang.

Ekspansi sejumlah pengembang membangun mal menengah ke atas ini cukup diancungi jempol. Pasalnya, selama tahun 2020 dan 2021, mal tiarap karena pembatasan kegiatan masyarakat. Baru tahun ini, kondisi mal sendiri perlahan mengalami pemulihan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper