Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi BPS, Begini Proyeksi Ekonom Celios

Konsumsi rumah tangga diperkirakan memainkan peran yang dominan dalam pemulihan ekonomi.
Suasana deretan gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Senin (4/7/2022). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Suasana deretan gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Senin (4/7/2022). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom dan Direktur Celios Bhima Yudhistira memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2022 akan mencapai kisaran 4,75 persen hingga 4,9 persen secara tahunan.

Dia menjelaskan, faktor pendorong pertumbuhan tersebut yaitu momentum lebaran yang mendorong kenaikan laju permintaan masyarakat.

“Secara seasonal atau musiman memang setiap lebaran selalu ada kenaikan permintaan apalagi saat itu aturan mobilitas sosial cukup longgar,” katanya kepada Bisnis, Kamis (4/8/2022).

Bhima mengatakan, pemberian THR secara penuh oleh swasta juga menjadi stimulus bagi sektor ritel. Pekerja yang mendapat THR kemudian membelanjakan uangnya dan pada akhirnya mendorong perputaran ekonomi di daerah.

Oleh karena itu, konsumsi rumah tangga masih memainkan peran yang dominan dalam pemulihan ekonomi.

Dari sisi ekspor, Bhima mengatakan booming harga komoditas masih dirasakan hingga akhir kuartal II dengan kenaikan CPO dan batubara, meski sempat terganggu oleh pelarangan ekspor CPO.

Kinerja investasi langsung pun cukup positif meski dibayangi risiko stagflasi dan ancaman resesi di negara asal investasi tradisional.

“Faktor penghambat ada pada realisasi belanja pemerintah pusat dan daerah yang masih loyo. Pemerintah daerah masih menumpuk uang di bank jumlahnya mencapai Rp220.9 triliun, ini ganggu pertumbuhan ekonomi di daerah,” jelasnya.

Pada kesempatan berbeda, Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II/2022 mencapai kisaran 5,04 hingga 5,09 persen.

Dia mengatakan, konsumsi rumah tangga kemungkinan besar tumbuh lebih tinggi pada kuartal II/2022 karena momentum Ramadan dan Idulfitri.

Sejalan dengan itu, penyaluran kredit perbankan terus mencatatkan peningkatan. Komponen pengeluaran lainnya, yaitu investasi dan ekspor juga diperkirakan tumbuh positif pada periode yang sama.

Hal ini tercermin dari realisasi investasi pada kuartal II/2022 yang merupakan capaian tertinggi dalam satu dekade terakhir, dengan penyumbang utama berasal dari sektor manufaktur.

Kinerja ekspor juga mencatatkan perbaikan yang signifikan dalam satu tahun terakhir, dengan surplus perdagangan pada kuartal II/2022 yang mencapai US$15,6 miliar.

“Melonjaknya harga komoditas membawa momentum bermanfaat bagi ekspor karena Indonesia merupakan net eksportir komoditas energi utama,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper