Bisnis, JAKARTA — Produksi komoditas pangan, khususnya beras di sebagian negara produsen di Asia diproyeksi terancam lantaran biaya pupuk yang lebih tinggi pada saat permintaan meningkat. Kondisi ini menimbulkan potensi risiko terhadap ketahanan pangan dan upaya menahan inflasi.
Berita tentang sinyal negatif produksi beras Asia menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.
Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Senin (11/7/2022):
1. Sinyal Negatif Produksi Beras Asia, Menjalar ke Indonesia?
Produksi komoditas pangan, khususnya beras di sebagian negara produsen di Asia diproyeksi terancam lantaran biaya pupuk yang lebih tinggi pada saat permintaan meningkat. Kondisi ini menimbulkan potensi risiko terhadap ketahanan pangan dan upaya menahan inflasi.
Melansir Bloomberg, panen mungkin menurun di Thailand, eksportir beras terbesar kedua di dunia, karena kenaikan harga pupuk. Pusat Penelitian Kasikorn di Thailand mencatatkan rekor harga pupuk setelah invasi Rusia ke Ukraina adalah titik balik bagi petani di negara itu. Pemupukan yang lebih rendah akan memangkas produktivitas pada saat permintaan luar negeri meningkat.
Lainnya, China khawatir tentang dampak hama pada tanaman, sedangkan produksi India bergantung pada musim hujan yang baik. China, penanam padi terbesar, telah memperingatkan insiden hama dan penyakit yang lebih tinggi pada tanamannya tahun ini, dengan beberapa provinsi melaporkan peningkatan daerah yang terkena dampak hingga 10 persen.
2. Tok, Tarif Kontainer Domestik Tanjung Priok Bakal Naik
Penyesuaian tarif kontainer tidak terhindarkan seiring dengan peningkatan biaya bahan bakar hingga peralatan bongkar muat di pelabuhan. Asosiasi kapal masih membahas secara mendalam perihal rencana ini.
Operator pelabuhan telah mewacanakan adanya penyesuaian tarif container handling charge (CHC). Indonesian National Shipowners` Association (INSA) bersama sejumlah asosiasi mulai membahas kebijakan ini.
Akhir pekan lalu, INSA bersama perusahaan pelayaran kontainer dalam negeri anggota INSA dan Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) melakukan pertemuan di Kantor DPP INSA di Tanah Abang III Jakarta Pusat.
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto menyebut bahwa penyesuaian tarif masih membutuhkan kajian mendalam dan melibatkan seluruh pihak. Termasuk operator pelabuhan maupun pengguna jasa.
3. Menyelisik Misi Sulit Pertamina di Proyek Kilang Minyak
Makin tingginya kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Tanah Air di tengah konsistensi harga minyak mentah di pasar global yang bertengger di level tinggi, semestinya menjadi momentum bagi pemerintah dan PT Pertamina (Persero) untuk mempercepat penyelesaian sejumlah proyek kilang minyak.
Terlebih, dalam beberapa kesempatan kerap kali ditekankan bagaimana pentingnya menambah kapasitas kilang di dalam negeri, agar Indonesia bisa segera terbebas dari ketergantungan impor BBM. Ditambah lagi, Indonesia juga sempat tidak melakukan penambahan kapasitas kilang selama hampir 30 tahun.
Sementara itu, dengan tingkat konsumsi BBM yang diproyeksikan terus meningkat, sedangkan kapasitas produksi kilang nyaris tidak berubah, tidak heran bila Indonesia masih menjadi negara pengimpor minyak terbesar di Asia Tenggara.
4. Siasat Sampoerna (HMSP) Adaptasi di Tengah Impitan Cukai Rokok
Emiten rokok PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) menargetkan untuk mulai pembangunan pabrik rokok bebas asap pada tahun ini. Adapun investasi pembangunan fasilitas produksi batang tembakau tersebut bernilai total US$166,1 juta.
Investasi ini merupakan bentuk kepercayaan Sampoerna dan induk perusahaan Philip Morris International (PMI), atas iklim investasi Indonesia dan upaya nyata untuk menjadi bagian dari pemulihan perekonomian nasional yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia
Dalam hal ini, HM Sampoerna akan membangun fasilitas produksi batang tembakau jenis IQOS, dengan merek HEETS, di Karawang Jawa Barat. Sekadar informasi, IQOS merupakan produk tembakau inovatif bebas asap tanpa pembakar yang mengedepankan penelitian ilmiah dan teknologi. Dengan tujuan untuk mengurangi potensi berbahaya hingga rata-rata 90-95 persen.
5. Batu Uji Pertama Honda N-One di Pasar Indonesia
Honda N Box, model pertama dari kendaraan mini Seri N Honda meluncur pada akhir 2011 dan menjadi model terlaris di Jepang sejak 2019. N Box (Enubokkusu) adalah model pertama dari mobil mungil N Series yang dijual mulai 16 Desember 2011. N One (Enuwan) menyusul diperkenalkan pada November 2012 sebagai model ketiga setelah N Box+.
N Box dab N One merupakan reinkarnasi model kei-car Honda dan bagian dari jajaran baru mobil perkotaan mungil. Kode N sebelumnya digunakan untuk model N360 sejak akhir 1960-an dan 1970-an. Melalui kombinasi platform baru, tata letak tangki tengah, dan powertrain baru, N BOX menghadirkan salah satu ruang kabin terbesar di antara semua kendaraan mini di Jepang.
Belakangan, duo kei car yang sangat populer di Negeri Sakura itu diam-diam masuk pasar Indonesia. Tentu saja, keduanya tidak dibawa oleh agen pemegang merek Honda di Indonesia, tetapi oleh importir umum (IU) Safari Motor.