Bisnis.com, JAKARTA - Rosneft PJSC, produsen minyak dari Rusia, tengah menjajaki rencana membangun pusat perdagangan di Dubai. Hal ini menandakan sanksi terhadap Moskow telah mengganggu sistem ekspor negara itu.
Dilansir Bloomberg pada Rabu (15/6/2022), sumber anonim mengatakan bahwa pejabat dari Rosneft mengunjungi emirat pada beberapa pekan lalu untuk bertemu dengan penasihat yang dapat membantu dalam mendirikan entitas baru.
Rosneft tidak memberikan respons terkait hal ini. Bahkan, hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai keputusan yang akan diambil Rosneft.
Pertemuan itu terjadi sebelum pengumuman dari otoritas Swiss terkait dengan keputusan mengikuti langkah Uni Eropa.
Namun, dengan sanksi yang ditetapkan oleh negara-negara, perusahaan harus menemukan yurisdiksi yang bersahabat dengan Moskow.
Saat ini, Dubai telah menjadi destinasi penting bagi orang Rusia dan perusahaan Rusia yang hendak pindah. Uni Emirat Arab mengatakan tidak akan mengikuti langkah Uni Eropa dan Amerika Serikat untuk menetapkan sanksi kepada Rusia.
Baca Juga
Dubai yang merupakan kota terbesar di UEA sangat menarik mengingat pajak yang rendah.
Sejumlah trader independen dunia dan perusahaan minyak telah mundur dari kesepakatan dengan Moskow, mengikuti invasi Rusia di Ukraina dan sanksi yang menargetkan Rusia.
Namun, bagi mereka yang terhubung langsung dengan Rusia tengah mencari alternatif.
Litasco SA, unit trading Rusia Lukoil PJSC dikabarkan tengah mempertimbangkan Dubai sebagai kantor pusat barunya, seperti yang dilaporkan oleh S&P Global Commodity Insights pada 6 Juni.
Sementara itu, produsen batu bara yang berbasis di Moskow SUEK and Zug dan perusahaan pupuk yang berbasis di Swiss EuroChem yang didirikan oleh miliarder Andrey Melnichenko tengah membuka unit perdagangan lokal di negara Teluk eksportir minyak.