Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! REI Sebut Pembangunan Rumah MBR Melambat Imbas Pandemi

Pembangunan rumah bagi MBR pada tahun ini diperkirakan hanya 200.000 rumah atau di bawah target awal yang ditetapkan karena terkendala pandemi Covid-19.
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan perumahan subdisi di kawasan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/1/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan perumahan subdisi di kawasan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/1/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida mengatakan bahwa pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melambat akibat pandemi Covid-19.

Hal itu disampaikan Totok dan sejumlah pengurus DPP REI lainnya saat menemui Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Jakarta, Selasa (24/5/2022).

"Memang sebelum pandemi kita sudah merencanakan perumahan MBR itu di angka 300 ribu, tapi karena ada pandemi, kita memang turunkan target, dan sampai dengan yang tahun ini kita sudah mencapai 150 ribu rumah, jadi target 200 ribu rumah dalam 1-2 bulan ini akan terselesaikan," kata Totok, Selasa (24/5/2022).

Akibat pandemi Covid-19, REI yang sebelumnya menargetkan pembangunan 550.000 - 600.0000 rumah, di mana setengahnya diperuntukkan bagi MBR pada awal tahun 2022, menurunkan target pembangunannya menjadi hanya 400.000 rumah saja. Adapun, alokasi rumah bagi MBR tetap sebesar 50 persen dari total rumah yang dibangun.

Rumitnya persyaratan memiliki rumah bagi MBR, menurut Totok, menjadi salah satu hambatan dalam perkembangannya. Oleh karena itu, Totok menyampaikan kepada Wapres Ma'ruf Amin agar rencana penggabungan pembiayaan rumah dari BTN Syariah ke BSI tidak menghambat rencana pembangunan rumah MBR.

“Kendala perumahan MBR selama ini adalah adanya bankable. Akan tetapi, BTN termasuk BTN Syariah sudah punya terobosannya,” imbuhnya.

Oleh karena itu, Totok menekankan, rencana penggabungan pembiayaan rumah dari BTN Syariah ke BSI memerlukan persiapan matang sesuai dengan usulan Wakil Presiden.

“Apakah akuisisi atau penggabungan ini ditunda akan diusulkan oleh Bapak Wakil Presiden kepada pihak pemerintah supaya tidak terjadi stuck atau penurunan [pengadaan properti bagi MBR] di tengah kondisi saat ini, terlebih sektor properti mempunyai domino effect yang besar bagi sektor lainnya,” ujar Totok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper