Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan PP Presisi (PPRE) Naik 24,7 Persen di Kuartal I/2022

Pendapatan PT PP Presisi (PPRE) mayoritas bersumber dari proyek-proyek infrastruktur dan jasa pertambangan yang berkontribusi 90,8 persen dari total pendapatan.
Proyel PT PP Presisi Tbk./repro - pp-presisi.co.id
Proyel PT PP Presisi Tbk./repro - pp-presisi.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT PP Presisi Tbk. (PPRE) mengantongi pendapatan Rp829 miliar sepanjang kuartal I/2022. Realisasi tersebut tercatat meningkat 24,7 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Keuangan, Manrisk & Legal PP Presisi Arif Iswahyudi mengatakan total pendapatan perseroan mayoritas bersumber dari proyek-proyek infrastruktur dan jasa pertambangan yang berkontribusi terhadap pendapatan sebesar Rp753,5 miliar atau 90,8 persen dari total pendapatan.

"Segmen usaha konstruksi berkontribusi sebesar 90,8 persen yang mencatatkan peningkatan sebesar 34,2 persen pada kuartal I/2021 senilai Rp561,6 miliar menjadi Rp753,5 miliar pada kuartal I/2022," kata Arif dalam keterangan resminya yang dikutip pada Rabu (11/5/2022).

Sementara itu, segmen usaha jasa pertambangan berkontribusi sebesar Rp137,7miliar atau lebih besar dari tahun lalu sebesar Rp32,6 miliar

Arif mengungkapkan peningkatan tersebut berasal dari proyek jasa pertambangan yaitu proyek Weda Bay Nickel, proyek Morowali, proyek MHU dan Jalan Hauling HPJ, serta proyek infrastruktur seperti proyek Tol Indrapura Kisaran, proyek Kolaka.

Lemudian, proyek PLTU Sulut Site Development, proyek Dermaga Belinyu, proyek Bandara Sentani dan Sepinggan Balikpapan, proyek Tol Cinere Kukusan, dan proyek Revitalisasi Bandara Halim.

Seiring dengan peningkatan pendapatan, emiten berkode saham PPRE tersebut mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 26,7 persen pada kuartal I/2022 menjadi Rp39,2 miliar dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp30,9 miliar.

PPRE juga mencatatkan peningkatan total aset sebesar 3,3 persen dari sebesar Rp7,02 triliun pada posisi akhir 202 menjadi Rp2,18 triliun pada kuartal I/2022 seiring dengan pembiayaan belanja modal pembelian alat berat yang digunakan untuk mendukung pertumbuhan peroleh kontrak baru pada jasa pertambangan.

Adapun, jasa pertambangan berkontribusi sebesar 52,7 persen dari total kontrak baru pada 2022. Untuk itu, ekspansi pada alat berat menjadi kebutuhan utama perseroan saat ini.

Lebih lanjut, Arif menjelaskan bahwa perseroan juga mengalami peningkatan total ekuitas sebesar 1,3 persen dari sebesar Rp2,97 triliun pada 31 Desember 2021 menjadi Rp3,01 triliun pada 31 Maret 2022 seiring dengan peningkatan laba bersih.

“Dari sisi kinerja, peningkatan kinerja maupun perolehan kontrak baru pada segmen usaha jasa pertambangan, kami harapkan dapat terus meningkat pada triwulan berikutnya dan menjadi sumber recurring income yang dapat meningkatkan pertumbuhan berkelanjutan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper