Bisnis.com, JAKARTA - Wacana memperluas peran Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) terkait dengan upaya stabilisasi harga dan pasokan barang kebutuhan pokok termasuk minyak goreng (migor) kembali menguat.
Merespons hal itu, Direktur Bisnis Bulog Febby Novita mengatakan pihaknya akan siap jika ditugaskan sebagai distributor utama minyak goreng yang saat ini langka dan harganya mahal.
Menurut Novita, infrastruktur Bulog sudah cukup memadai jika diperluas perannya dalam distribusi migor. Sebab, kata dia, Bulog mempunyai rantai distribusi dari pusat hingga kecamatan.
“Kita kalau bicara jalur distribusi, kantor punya pegawai punya sampai kecamatan. Jika dibutuhkan mobil tangki untuk menyalurkan ada juga karena kita punya juga anak perusahaan anak angkutan tangka minyak,” ujarnya, Kamis (21/4/2022).
Diakuinya, wacana penugasan Bulog sebagai distributor utama memang sedang dibahas. Selama ini meski bukan menjadi distributor utama minyak goreng, Bulog pun tetap memainkan peran kecil dalam distribusi migor ke daerah-daerah.
Sebelumnya, Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) meminta pemerintah untuk memperluas peran Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog terkait dengan upaya stabilisasi harga dan pasokan barang kebutuhan pokok dan penting yang selama ini difokuskan pada komoditas beras.
Baca Juga
Ketua Umum DPP APPSI Sudaryono mengatakan perluasan jangkauan stabilisasi harga dan pasokan dari Bulog itu relatif efektif untuk meredam gejolak yang ada pada rantai distribusi swasta. Sudaryono berpendapat gejolak harga minyak goreng yang sudah terjadi sejak akhir tahun lalu itu disebabkan karena minimnya barang fisik yang dimiliki oleh pemerintah sebagai cadangan nasional.
Dia mengatakan harga dan pasokan minyak goreng yang diserahkan sepenuhnya pada mekanisme pasar belakangan berujung pada penyelewengan distribusi yang mengakibatkan pasokan ke pedagang atau pengecer terhambat. Konsekuensinya, pendapatan pedagang serta daya beli masyarakat terkontraksi cukup dalam akibat kelangkaan pasokan minyak goreng subsidi tersebut.
“Kalau beras pasokannya bisa diatur oleh Bulog sehingga bisa stabil kenapa minyak goreng dan komoditas lain tidak, kami mendorong semacam lembaga khusus sehingga pedagang pasar tidak menggantungkan diri pada distributor atau agen,,” kata Sudaryono dalam webinar 'Dampak Konflik Geopolitik terhadap Komoditi CPO', Rabu (13/4/2022).