Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepanjang 2021, ASDP Kantongi Pendapatan Rp3,31 Triliun

Pendapatan 2021 telah melampaui dari total pendapatan dalam kondisi normal sebelum Covid-19 pada 2019 sebesar Rp3,31 triliun. Pendapatan 2021 juga naik 13,45 persen dari realisasi 2020 sebesar Rp3,1 triliun.
Kapal Motor Penumpang (KMP) Jokotole melintas di Selat Madura, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (23/7/2021). PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mencatat selama semester I tahun 2021 meraih pendapatan Rp1,69 triliun dengan laba sebesar Rp147 miliar, dan pada semester tersebut telah mengangkut 1,83 juta orang penumpang, kendaraan roda dua dan tiga sebanyak 1 juta unit, kendaraan roda empat atau lebih sebanyak 1,18 juta unit, sedangkan untuk barang mencapai 465 ribu ton./ANTARA FOTO-Didik Suhartono
Kapal Motor Penumpang (KMP) Jokotole melintas di Selat Madura, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (23/7/2021). PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mencatat selama semester I tahun 2021 meraih pendapatan Rp1,69 triliun dengan laba sebesar Rp147 miliar, dan pada semester tersebut telah mengangkut 1,83 juta orang penumpang, kendaraan roda dua dan tiga sebanyak 1 juta unit, kendaraan roda empat atau lebih sebanyak 1,18 juta unit, sedangkan untuk barang mencapai 465 ribu ton./ANTARA FOTO-Didik Suhartono

Bisnis.com, JAKARTA -- PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mencatatkan kinerja positif selama 2021. Kinerja penyeberangan baik produksi perintis dan komersial (gabungan) menjadi penyumbang besar terhadap kinerja positif tersebut.

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi mengatakan tahun lalu menjadi periode pemulihan kinerja bisnis ASDP sejak Covid-19 yang berdampak terhadap penurunan signifikan pada hampir seluruh industri di tanah air.

Di sisi operasional, pencapaian kinerja positif 2021 disumbang oleh kinerja penyeberangan baik produksi perintis dan komersial (gabungan), di antaranya produksi penumpang mencapai sebanyak 4,42 juta orang. Angka produksi tersebut naik sebesar 12 persen dibandingkan dengan realisasi 2020 sebanyak 3,95 juta orang.

Kemudian, kontribusi kinerja dari kendaraan roda dua dan tiga sebanyak 2,39 juta unit atau turun 12 persen dari 2,73 juta unit; kendaraan roda empat atau lebih mencapai 2,92 juta unit atau naik 41 persen dari 2020 sebanyak 2,07 juta unit; serta barang mencapai 2,46 juta ton atau naik 149 persen dari 2020 sebanyak 990 ribu ton.

"Selama pandemi, terjadi shifting perubahan perilaku dari pejalan kaki ke kendaraan pribadi atau kendaraan penumpang sehingga terjadi peningkatan pada kendaraan penumpang. Sedangkan untuk logistik, kenaikan didukung regulasi bahwa tidak ada pembatasan pergerakan untuk kendaraan logistik, khususnya pada periode libur hari raya," ujar Ira, dikutip dari siaran pers, Senin (11/4/2022).

Ira menyampaikan bahwa manajemen terus melakukan percepatan dan penguatan bisnis perseroan. Salah satunya, divisi Pengembangan Bisnis tengah fokus dalam penerapan bisnis model yang memperkuat pertumbuhan anorganik dan juga pelaksanaan kerja sama strategis dengan pihak eksternal.

"Salah satu proyek kerja sama, saat ini tengah berproses kerjasama pembangunan themepark Bakauheni Harbour City, lalu pengoperasian pelabuhan, dan juga kolaborasi bisnis lainnya. Ini sebagai wujud komitmen bahwa saat terjadi pandemik Covid-19 pada 2020, ASDP bukan hanya fokus menekan BOPO tetapi juga memastikan keberlanjutan bisnis perusahaan untuk terus tumbuh," ujarnya.

Terkait kebijakan perusahaan agar tetap bertumbuh di tengah pandemi Covid-19, ASDP memprioritaskan investasi yang meningkatkan pendapatan dengan fokus pada Mandatory Regulations; Safety On Day To Day Operation; Revenue Generating; Program Transformasi dan Digitalisasi; dan Agenda Nasional.

Secara garis besar, terdapat tiga pekerjaan utama, antara lain pengembangan alat produksi yakni kapal dan pelabuhan, akuisisi perusahaan penyeberangan, dan dukungan teknik dan fasilitas.

Contohnya, ASDP secara resmi telah mengakuisisi PT Jembatan Nusantara, salah satu perusahaan ferry swasta di tanah air melalui Penandatanganan Sales Purchasement Agreement (SPA) PT Jembatan Nusantara antara PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dengan PT Mahkota Pratama dan PT Indonesia VIP selaku pemilik saham PT Jembatan Nusantara. Akuisisi dilakukan pada Februari lalu.

"Akuisisi ini momentum bersejarah sekaligus milestone, bukan hanya bagi ASDP namun bagi industri penyeberangan. Bahwa melalui akuisisi ini ASDP tidak hanya menjadi operator dengan armada terbanyak namun menjadi perusahaan terdepan dalam penerapan standarisasi keselamatan dan pelayanan prima kepada seluruh pengguna jasa," kata Ira.

Menurut Ira, langkah ASDP mengakuisisi perusahaan ferry swasta merupakan inisiatif strategis sebagai bagian dari rencana jangka panjang perusahaan 2020-2024 khususnya dalam pengembangan jasa manajemen dan operator kapal ferry yang akseleratif khususnya dalam penambahan armada serta mendorong pertumbuhan perusahaan yang agresif dalam rangka menuju IPO.

Di sisi lain, Ira menyampaikan bahwa aspek keuangan perseroan juga mencatatkan kinerja positif. Berdasarkan laporan kinerja konsolidasian ASDP 2021 audited Januari hingga Desember 2021, ASDP membukukan pendapatan Rp3,55 Triliun, dan laba bersih Rp326,3 miliar.

Pendapatan 2021 telah melampaui dari total pendapatan dalam kondisi normal sebelum Covid-19 pada 2019 sebesar Rp3,31 triliun. Pendapatan 2021 juga naik 13,45 persen dari realisasi 2020 sebesar Rp3,1 triliun.

Sementara itu, raihan laba bersih mencapai 293,3 persen dari target, dan mengalami pertumbuhan 80,13 persen dari laba 2020 sebesar Rp181,14 miliar.

"Capaian laba bersih 2021 ini, tertinggi sepanjang sejarah sejak ASDP berdiri," tutur Ira.

Selain itu, kinerja positif turut didukung program pengendalian biaya melalui langkah efisiensi yang ditunjukan dengan operating ratio 72,05 persen lebih rendah dibandingkan dengan 2020 sebesar 76,91 persen.

Selanjutnya, biaya operasional dan pendapatan operasional atau BOPO 2021 tercatat sebesar 91,51 persen lebih rendah dibandingkan dengan 2021 sebesar 98,39 persen. Hal itu, lanjut Ira, menunjukan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan efisiensinya dengan adanya pengendalian keuangan terhadap realisasi beban pokok dan beban usaha.

Di samping itu, peningkatan cash ratio 2021 tercatat sebesar 276,58 persen atau tumbuh sebesar 88,5 persen dari 2020. Current Ratio sebesar 324,45 persen dan tumbuh sebesar 87,78 persen dari tahun sebelumnya yakni 2020.

"Dari kondisi ini, posisi ASDP menjadi perusahaan solvable, yakni memiliki kemampuan untuk membayar seluruh total hutangnya menggunakan total aset sebesar 15,98 persen, dan Debt to Equity 8,67 persen," tuturnya.

Pada tahun kedua pandemi juga ASDP membukukan nilai EBITDA positif sebesar Rp790,83 miliar, atau tumbuh sebesar 42,17 persen dari 2020 sebesar Rp556,24 miliar. Ira menilai hal itu menunjukan bahwa perusahaan mampu menghasilkan tingkat profitabilitas yang semakin baik dari tahun ke tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper