Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) berpendapat bahwa utang swasta tidak akan memberi pengaruh terhadap pemulihan ekonomi.
Ketua Umum Apindo Hariyadi B. Sukamdani mengatakan bahwa utang dari para pengusaha swasta tidak akan mempengaruhi proses pemulihan ekonomi. Hal tersebut karena setiap perusahaan swasta yang melakukan pinjaman akan memberikan jaminan atas hutangnya.
“Mereka masih punya jaminan atas hutangnya, jadi untuk kreditur itu aman kalau terjadi apa apa sama swasta, tidak bisa bayar misalnya, dia default, itu gak masalah, kan dia pegang jaminan, tinggal jaminannya yang diambil. Kalau swasta tidak masalah,” jelas Hariyadi, Senin (28/2/2022).
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa tidak ada risiko mengganggu pemulihan ekonomi karena pihak swasta yang akan menanggung risikonya sendiri.
Meningkatnya keamanan bertransaksi dan pemberian pinjaman dari bank membuat perusahaan swasta tidak akan mengambil pinjaman jika tidak yakin dapat mengembalikannya.
“Yang jelas swasta itu tidak akan meminjam kalau mereka itu tidak yakin bisa memenuhi kewajibannya. Jadi gak mungkin ngutang ngawur gitu, ngutang kaya jaman dahulu gitu ya, ngutang dengan modelnya cara-cara menggelembungkan nilai aset, sekarang udah gak mungkin. Auditnya semakin ketat, apalagi utang luar negeri,” lanjutnya.
Saat ini pengusaha di Indonesia lebih banyak melakukan utang dalam negeri. Beberapa perusahaan melakukan utang luar negeri karena pendapatannya dalam bentuk mata uang asing seperti pelaku ekspor.
Melihat pandemi ini, Hariyadi berharap pemerintah dapat memberikan insentif berupa pelonggaran untuk menghindari kebangkrutan.
“Jadi yang dibutuhkan yaitu suatu kelonggaran pengembalian kepada krediturnya, diatur juga supaya beban bunganya bisa lebih rendah, dan masa pengembaliannya bisa lebih panjang,” jelas Hariyadi.
Dia juga berharap pemerintah dapat menjembatani pengusaha swasta berupa memberikan pinjaman lunak kepada perbankan, agar bank dapat memberikan dana kepada kreditur.