Bisnis.com, JAKARTA - National Meat Producer Association (Nampa) mencatat produksi olahan daging turun berkisar 1.000 ton hingga 1.5000 ton pada tahun lalu, dari total kapasitas produksi nasional sebesar 300.000 ton.
Ketua Umum Nampa Ishana Mahisa mengatakan selain karena sejumlah pabrikan mengurangi volume produksi secara drastis, industri juga dihadapkan pada terbatasnya pasokan bahan baku dari hulu seperti ayam, daging sapi, dan daging kerbau.
Namun demikian, permintaan di pasaran tidak turun dan cenderung stabil. "Pasokannya berkurang, jadi mereka melakukan pembatasan produksi sambil menaikkan harga," kata Ishana kepada Bisnis, Kamis (10/2/2022).
Dia melanjutkan beberapa anggota Nampa bahwa menaikkan harga jual hingga tiga kali lipat. Sementara itu, penurunan produksi pada tahun lalu paling banyak dipicu satu pabrikan tutup, satu mengalami kebakaran, dan dua lainnya dilanda persoalan internal yang menganggu produksi.
Selain itu, ada pula perusahaan integrator yang memiliki industri hulu seperti peternakan ayam, lebih memilih langsung menjual bahan baku daripada memproduksinya menjadi produk olahan karena tingginya harga bahan pendukung lainnya.
Adapun, stabilnya permintaan ditengarai karena pasar menghadapi persiapan Ramadan dan Lebaran.
Baca Juga
"Demand harusnya turun, tetapi relatif stabil, karena mungkin orang sudah mau menyiapkan untuk menjelang puasa, masuk peak season. Akhirnya dampak Omicron kalau dilihat dari suplai dan demand belum pengaruh," ujarnya.
Sebelumnya, Ishana memproyeksikan volume produksi pada tahun ini bakal terkontraksi antara 1 persen hingga 2 persen karena masalah bahan baku. Adapun, untuk perusahaan integrator, pertumbuhan produksi bisa di kisaran 8 persen pada tahun ini.