Bisnis.com, JAKARTA - PT Pos Indonesia yakin bisa mengalami volume pertumbuhan penjualan ekspor hingga sebesar 15 persen pada imlek tahun ini.
Manajer Marketing Luar Negeri Pos Indonesia Indra Syafril mengatakan komoditas ekspor yang berkaitan dengan berdasarkan pengalaman tahun lalu yaitu fashion, kosmetik, produk tas, sepatu dan perangkat perayaan Imlek. 'Dia menjelaskan tujuan mayoritas adalah ke negara China, Taiwan, Hongkong, dan Malaysia.
"Pada imlek tahun 2022 diharapkan terdapat pertumbuhan sales sebesar 15 persen untuk kiriman ekspor," ujarnya, Selasa (1/2/2022).
Menurutnya, apabila dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19, volume pengiriman atau penjualan pada saat imlek mengalami penurunan sekitar 30 persen. Hal ini dikarenakan adanya Program Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Sementara itu, untuk volume impor domestik cukup tersebar tetapi dominan di wilayah Jabodetabek.
"Namun, tidak ada persiapan khusus untuk kesiapan armads dan Sumber Daya Manusia, (SDM). Semua masih bisa ditangani oleh SDM yang ada,"imbuhnya.
Adapun menghadapi tantangan bisnis yang masih menantang pada tahun ini, karena masih dalam situasi merebaknya Covid-19 varian Omicron, Pos berusaha melakukan promo melalui program "PosAja!Bagi-bagi Ratusan Voucher" yang mulai aktif per 1 Februari 2022. Dengan program ini diharapkan loyalitas pelanggan dapat terjaga.
Anteraja telah mengantisipasi akan terjadi kenaikan volume parcel hingga 30 persen menjelang perayaan hari raya imlek.
Sementara itu, VP Sales dan Marketing Anteraja Andri Hidayat mengatakan jumlah volume tersebut hampir sama seperti dengan pada periode imlek tahun lalu. Dia memerinci pengiriman masih akan didominasi oleh barang kebutuhan sehari-hari (FMCG), product pakaian dan kecantikan (Fashion & Beauty).
Oleh karena itu, pihaknya mengoptimalkan semua layanan mulai dari layanan same day, maupun layanan lainnya untuk memastikan semua kebutuhan dapat diantarkan kepada para pelanggan Anteraja khususnya bagi mereka yang merayakan imlek.
“Hampir sama seperti periode imlek tahun sebelumnya, kami telah mengantisipasi akan terjadi kenaikan volume parsel hingga 30 persen,” ujarnya, Kamis (26/1/2022).
Mengawali tahun ini, Andri menyebutkan bahwa tantangan bisnis logistik adalah penyebaran varian baru Covid-19 Omicron yang sudah mulai melebar di Indonesia. Meskipun saat ini dia melihat Anteraja masih belum terdampak akibat virus varian baru tersebut, tetapi pelaku juga tetap siaga mengantisipasi apabila dampak omicron terjadi.
Pada 2021 volume pengiriman Anteraja sudah mengalami peningkatan lebih dari 3 kali lipat jika dibandingkan dengan volume pengiriman pada 2020. DPada akhir tahun 2021 volume pengiriman Anteraja sudah mencapai 1 juta parcel per hari.
Saat ini Anteraja sudah memiliki lebih dari 700 layanan poin di 34 provinsi di Indonesia.
“Ke depan, kami akan terus fokus kepada pengembangan jaringan dan juga pengembangan kapasitas untuk menangkap peluang pasar dari Social Commerce dan Retail dengan menyiapkan program yang sesuai untuk para pelaku UMKM digital dan juga pengguna aplikasi Anteraja,” imbuhnya.