Bisnis.com, JAKARTA - Pemegang surat utang negara Amerika Serikat tidak bisa berharap banyak terhadap imbal hasil seiring dengan proyeksi tingginya inflasi dan suku bunga nominal yang melemah pekan ini.
Imbal hasil riil pada sekuritas pemerintah AS telah menukik lebih dalam di bawah nol menjelang rilis indeks harga konsumen terbaru pada Rabu.
Sekadar informasi, imbal hasil riil merupakan imbal hasil yang dikurangi dengan ekspektasi tingkat inflasi. Suku bunga nominal pada US Treasury 30 tahun terjun bebas hingga berada di posisi -0,60 persen pada Selasa.
Penurunan tersebut biasanya berarti pasar obligasi sedang pesimistis terhadap pertumbuhan ekonomi dan sedang mengantisipasi perlambatan yang akan tetap menjaga suku bunga rendah dalam beberapa tahun ke depan.
Namun, pergerakan di pasar obligasi terbesar di dunia ini membantah penjelasan AS yang sedang bangkit dari dampak pandemi.
Para ahli strategi mengatakan penurunan imbal hasil riil juga mencerminkan faktor lainnya, seperti reposisi portofolio dan kekhawatiran pada tingginya inflasi yang akan berdampak besar pada perekonomian.
Baca Juga
Kepala Manajemen Portofolio Jangka Pendek dan Pendanaan di Pacific Investment Management Co., Jerome Schneider mengatakan penurunan imbal hasil riil murni disebabkan oleh memuncaknya kekhawatiran inflasi.
“Suku bunga riil akan menjadi negatif karena inflasi makin meningkat di area yang membuat The Fed [Bank Sentral Amerika Serikat/AS] lebih nyaman,” kata dia dilansir Bloomberg, Rabu (10/11)
Kepala Strategi Suku Bunga AS Societe Generale, Subadra Rajappa mengatakan imbal hasil riil yang negatif bukanlah hal baru bagi Amerika Serikat.
Suku bunga riil Inggris dan Jerman pada surat utang 10 tahun jatuh ke level terendah hingga -3,26 persen dan -2,26 persen pada Selasa. Sementara itu, surat utang 10 tahun Australia turun 8 basis poin pada Rabu di Sydney menjadi -0,4 persen setelah sempat berubah positif pada akhir Oktober.
Kepala Pendapatan Tetap CIBC Private Wealth Management, Gary Pzegeo menjadi salah satu yang melihat adanya kombinasi kekuatan di balik penurunan imbal hasil TIPS.
“Ada pesan negatif. Ada potensi pertumbuhan rendah dan inflasi tersirat yang tinggi, yang menyerap hasil nominal yang rendah, ujar Pzegeo.
Pada saat yang sama, imbal hasil obligasi tradisional juga menurun sejak pekan lalu sebagian karena para investor melepas taruhan pendek mereka dan adanya spekulasi bahwa The Fed akan mengambil langkah dovish jika Presiden Joe Biden akan mengganti Gubernur the Fed Jerome Powell.
Taruhan pada TIPS dapat terbayar jika inflasi melebihi ekspektasi pasar saat ini. Jika itu terjadi, bahkan pembeli yang membelinya dengan hasil negatif saat ini bisa mendapat untung. Sekuritas juga menyediakan pembayaran kupon minimum untuk sementara.
Namun, Kepala Ekonom RBC Capital Markets AS, Tom Porcelli mengatakan bahwa sinyal yang dikirim oleh investor obligasi tidak sinkron dengan ekspektasi terkait dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
"Itu tidak bisa menjadi cerminan pertumbuhan, karena pertumbuhan bakal cukup kuat dan tidak bakal hanya pada tahun ini, tetapi juga pada 2022,” kata Porcelli.