Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tetap Prima, Ekspor China Tumbuh 27 Persen

China mencatatkan pertumbuhan ekspor double digit dalam 13 bulan berturut-turut yang melampaui ekspektasi para ekonom sebesar 22,8 persen.
Pelabuhan Yangshan, salah satu pelabuhan terbesar di dunia/Bisnis-Yusuf W.J.
Pelabuhan Yangshan, salah satu pelabuhan terbesar di dunia/Bisnis-Yusuf W.J.

Bisnis.com, JAKARTA - Ekspor China tumbuh hingga 27,1 persen, melebihi ekspektasi seiring dengan perbaikan permintaan di tengah gangguan rantai pasok global dan kelangkaan listrik yang berdampak pada produksi manufaktur.

Dilansir Bloomberg pada Minggu (7/11/2021), data Administrasi Umum Bea Cukai China mencatatkan ekspor China naik menjadi US$300,2 miliar per Oktober 2021 dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Dengan capaian itu, China mencatatkan pertumbuhan double digit dalam 13 bulan berturut-turut yang melampaui ekspektasi para ekonom sebesar 22,8 persen.

Sementara itu, pertumbuhan impor China mencapai 20,6 persen secara year on year, tetapi di bawah proyeksi sebesaar 26,2 persen. Dengan demikian perdagangan China surplus sebesar US$84,54 miliar.

Sepanjang tahun ini, ekspor China terus tumbuh di atas level sebelum pandemi. Total ekspor sepanjang Januari - Oktober 2021 bahkan telah melampaui total pada 2020.

Capaian ekspor China menjadi berita baik untuk perekonomian nasional yang diguncang akibat rendahnya permintaan real estat, lambatnya pertumbuhan investasi infrastruktur dan belanja konsumen yang hati-hati.

Momentum kuat akan berlangsung setidaknya selama beberapa bulan ke depan, menurut analisis Bloomberg Economics. Tetapi karena negara berkembang banyak yang sudah akses masuknya dan beralih dari barang konsumsi ke jasa dapat membuat permintaan barang-barang China melambat secara bertahap.

Pembuat kebijakan China telah meluncurkan langkah-langkah untuk mendukung ekonomi domestik, termasuk kebijakan untuk mendukung bisnis kecil dan menengah sebagai bukti dari perlambatan lebih lanjut.

Sejauh ini, bank sentral belum menunjukkan tanda-tanda akan turun tangan untuk menambah stimulus dan tetap melakukan pinjaman jangka pendek untuk menjaga kestabilan likuiditas antarbank.

Bank sentral belum memotong rasio persyaratan cadangan sejak pemangkasan mengejutkan pada Juli dan mempertahankan suku bunga kebijakan sejak awal tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper