Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Dunia: Proyeksi Pertumbuhan China Naik, Kawasan Asia Timur dan Pasifik Turun

Bank Dunia memangkas prospeknya untuk Asia Timur dan Pasifik menjadi 2,5 persen dari 4,4 persen dari perkiraan sebelumnya. Pertumbuhan regional secara keseluruhan terlihat sebesar 7,5 persen, terangkat oleh China.
Karyawati beraktivitas di kantor Bank Dunia, di Jakarta, Senin (9/10)./JIBI-Dwi Prasetya
Karyawati beraktivitas di kantor Bank Dunia, di Jakarta, Senin (9/10)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Dunia menaikkan proyeksi pertumbuhan China, tetapi memangkas prospeknya untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik (EAP) setelah penyebaran varian delta yang memukul manufaktur dan pariwisata yang tidak diimbangi dengan tingkat vaksinasi yang memadai.

Dilansir Bloomberg pada Selasa (28/9/2021), pemberi pinjaman di China mengharapkan pertumbuhan 8,5 persen tahun ini dibandingkan dengan 8,1 persen yang diperkirakan pada April. Namun, ada kemungkinan pemulihan akan kehilangan momentum.

Kendati demikian, Bank Dunia memangkas prospeknya untuk Asia Timur dan Pasifik menjadi 2,5 persen dari 4,4 persen dari perkiraan sebelumnya. Pertumbuhan regional secara keseluruhan terlihat sebesar 7,5 persen, terangkat oleh China.

“Covid-19 mengancam akan timbulnya kombinasi dari pertumbuhan yang melambat dan meningkatnya ketimpangan untuk pertama kalinya dalam abad ini di kawasan EAP. Hasilnya dapat berupa kerugian yang belum pernah terlihat di kawasan itu dalam dua dekade terakhir," sebut World Bank dalam laporannya.

Setelah dapat mengatasi gelombang pandemi di awal, kemunculan varian delta telah menimbulkan gejolak pada pabrik dan pelabuhan di wilayah tersebut. Hal itu mengganggu rantai pasok produk manufaktur.

Restiksi di perbatasan dan kegiatan perjalanan di kawasan ini juga terus menggerus pariwisata hingga menghambat pemulihan ekonomi di kawasan.

Dalam laporannya, Bank Dunia memperingatkan bahwa pandemi akan membahayakan ekonomi dengan membatasi investasi publik dan swasta. Terdapat risiko ekonomi jangka panjang jika pandemi terus berlanjut.

“Langkah kebijakan harus membantu agen ekonomi tidak hanya untuk menyesuaikan [kondisi] saat ini, tetapi juga memberi jalan untuk mencegah perlambatan dan disparitas ke depannya," dikutip dari laporannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper