Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengguna Sepeda Motor Indonesia Nomor 3 Terbanyak di Dunia, Ini Dampak Negatifnya

Pemerhati transportasi menjelaskan dampak negatif status Indonesia sebagai negara nomor 3 pengguna sepeda motor terbanyak di dunia.
rnPemudik sepeda motor mulai memadati jalur arteri Pantai Utara Jawa di Karawang, Jawa Barat, Selasa (4/5/2021). Mereka pulang kampung sebelum pemerintah memberlakukan pelarangan mudik untuk menghindari penyekatan, lalu kembali ke perantauan setelah kebijakan pelarangan resmi dicabut./Antararnrn
rnPemudik sepeda motor mulai memadati jalur arteri Pantai Utara Jawa di Karawang, Jawa Barat, Selasa (4/5/2021). Mereka pulang kampung sebelum pemerintah memberlakukan pelarangan mudik untuk menghindari penyekatan, lalu kembali ke perantauan setelah kebijakan pelarangan resmi dicabut./Antararnrn

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia menduduki posisi ketiga sebagai negara dengan penggunaan sepeda motor terbanyak setelah Amerika Serikat (AS) di posisi pertama, dan Turki di peringkat kedua.

Menurut Pengamat Transportasi Darmaningtyas, kondisi tersebut tentu berdampak buruk bagi aspek keselamatan bertransportasi maupun lingkungan karena polusi udara kian bertambah.

"Kondisi ini tentunya berdampak buruk terhadap lingkungan. Apalagi anak muda cenderung memodifikasi kendaraannya termasuk knalpot yang akhirnya menimbulkan gas yang lebih banyak," katanya, Selasa (21/9/2021).

Demi keselamatan dan kesehatan bersama, dia menyarankan agar pemerintah terus memperbanyak pengadaan angkutan umum yang berkeselamatan, sehingga masyarakat dapat mengurangi penggunaan sepeda motor terutama pelajar.

Hal itu lanjutnya, juga dapat merubah kebiasaan masyarakat yang cenderung memilih menggunakan kendaraan bermotor pribadi ketimbang angkutan umum secara bertahap.

"Kemudian untuk para pelajar, sediakan juga angkutan khusus. Misalnya di beberapa kota atau kabupaten ada lihat ada yang membeli layanan angkot untuk melayani pelajar secara gratis. Itu harus dikembangkan di banyak tempat," imbuhnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi menyebut sebanyak 80 persen kendaraan di Indonesia didominasi oleh sepeda motor dengan 14 persen diantaranya ada di Jakarta.

Hal ini tentu berdampak terhadap kemacetan, penggunaan bahan bakar yang tinggi, serta angka kecelakaan dan fatalitas yang tinggi pula.

"Sampai dengan September 2020 data yang kami dapatkan dari Korlantas Polri yang meninggal dunia karena kecelakaan ada 23.529 orang. Angka ini cukup tinggi dengan rata-rata tiap bulan itu 2.600 meninggal," sebutnya.

Kendati begitu, dia mengakui bahwa pertumbuhan sepeda motor ini memang tidak terkendali karena mudahnya kepemilikan dan pembelian unitnya. Oleh karenanya, Kemenhub kini terus berupaya memitigasi kejadian kecelakaan dan meningkatkan aspek keselamatan.

Dia menyebut salah satu yang dilakukan pemerintah saat ini adalah meningkatkan sarana transportasi ramah lingkungan yang diharapkan secara bertahap dapat mengganti budaya masyarakat agar lebih memperhatikan masalah keselamatan dan lingkungan.

"Saya melihat ke depan transportasi yang harus kita dorong dan bangun betul adalah transportasi yang berbasis angkutan umum/massal dan green transportasi. Contohnya penggunaan sepeda, sepeda listrik, dan pejalan kaki," ucap Budi.

Bukan itu saja, pihaknya juga terus mengembangkan program pengadaan bus dengan skema Buy The Service (BTS), yaitu kendaraan bus yang dibiayai pemerintah. Program ini telah hadir di lima kota besar pada tahun lalu, yakni Solo, Palembang, Yogyakarta, Medan, dan Denpasar.

"Pada tahun ini kita rencanakan ada lima kota lagi yang bakal menyusul yaitu Bandung, Surabaya, Makassar, Banyumas, dan Banjarmasin. Kita harapkan kehadiran program ini bisa mendorong masyarakat meninggalkan kendaraan bermotornya untuk ke angkutan umum yang ada," tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmi Yati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper