Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menyampaikan bahwa aktivitas ekonomi Indonesia mulai mengalami perbaikan seiring dengan pelonggaran impelemntasi kebijakan PPKM.
Dia mengatakan aktivitas ekonomi pada awal kuartal III/2021 sempat tertahan akibat dari kebijakan PPKM yang harus ditempuh pemerintah untuk mengatasi kenaikan kasus Covid-19 varian Delta.
“[Perbaikan] hal ini bisa dilihat dari indikator dini seperti mobilitas masyarakat, transaksi pembayaran melalui SKNBI dan RTGS, serta ekspor yang masih tumbuh positif,” katanya dalam Rapat Kerja bersama dengan Kmisi XI DPR RI, Selasa (14/9/2021).
Destry mengatakan, sebelumnya pemulihan ekonomi Indonesia mulai menunjukkan hasil, tercermin dari ekonomi kuartal II/2021 yang tumbuh 7,07 persen secara tahunan, meningkat tajam dari kontraksi di kuartal I/2021 sebesar -0,71 prersen secara tahunan.
Perbaikan pada periode tersebut didorong oleh kinerja ekspor, konsumsi rumah tangga, investasi, dan konsumsi pemerintah. Bahkan, perbaikan pun terjadi di seluruh lapangan usaha.
Di samping itu, Destry mengatakan neraca pembayaran Indonesia (NPI) tetap terjaga sehingga dapat terus mendukung ketahanan eksternal.
Baca Juga
Defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) pada kuartal II/2021 tetap tercatat rendah, yaitu sebesar US$2,2 miliar atau mencapai 0,8 persen dari PDB Indonesia.
“Hal ini ditopang oleh kinerja ekspor yang tinggi sejalan dengan kenaikan permintaan global dan harga komoditas dunia,” jelasnya.
Destry memperkirakan, pemulihan ekononomi domestik akan terus berlangsung di semester II/2021, meski sempat melambat pada awal kuartal III/2021.
Adapun, BI memperkirakan ekonomi tahun ini tumbuh pada kisaran 3,5 hingga 4,3 persen dan meningkat menjadi 4,6 hingga 5,4 persen pada 2022.