Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Komentar Pakar Soal Uang Indonesia Cukup Tangani Covid-19

Kendala utama pemerintah dalam mengatasi Covid-19 yang terus berulang adalah penerapan aturan di lapangan. Faktor dana dana kebijakan sebenarnya sudah tidak ada masalah.
Ilustrasi - Perawat mengenakan pakaian APD (alat pelindung diri) baju hazmat (hazardous material) membawa pasien dalam pengawasan Covid-19 (Corona Virus Desease) menuju kamar isolasi khusus RSUD dr Iskak, Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (13/3/2020). /ANTARA
Ilustrasi - Perawat mengenakan pakaian APD (alat pelindung diri) baju hazmat (hazardous material) membawa pasien dalam pengawasan Covid-19 (Corona Virus Desease) menuju kamar isolasi khusus RSUD dr Iskak, Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (13/3/2020). /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merasa pemerintah masih mampu menangani lonjakan Covid-19 sehingga belum mau meminta bantuan negara lain.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan bahwa Indonesia memang sampai saat ini belum perlu dibantu dalam hal dana. Dana program pemulihan ekonomi nasional (PEN) masih cukup dan bisa dimaksimalkan.

“Misalnya dengan melakukan refocusing dan realokasi. Selain itu juga ada pos anggaran di PEN yang belum terserap optimal,” katanya saat dihubungi, Kamis (8/7/2021).

Riefky menjelaskan bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) juga bisa ditarik untuk pemerintah pusat apabila dibutuhkan dalam keadaan genting.

“Kalau dibilang butuh bantuan dalam bentuk funding [pendanaan], tidak. Tapi kalau bisa dibantu yaitu dari suplai vaksin. Ini yang perlu kita maksimalkan,” jelasnya.

Riefky menuturkan bahwa kendala utama pemerintah dalam mengatasi Covid-19 yang terus berulang adalah penerapan aturan di lapangan. Faktor dana dana kebijakan sebenarnya sudah tidak ada masalah.

“Yang membuat kita jadi mahal penanganannya adalah terlalu cepat melonggarkan pembatasan kegiatan masyarakat. Kita belum melihat angkanya turun tapi sudah melonggarkan pembatasan demi perekonomian. Ini yang harusnya yang tidak dilakukan lagi karena sudah betul-betul parah kondisinya,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper