Bisnis.com, JAKARTA - Produsen mobil listrik Tesla Inc. menghadapi pukulan besar pada minggu ini setelah Pemerintah China meminta hampir seluruh mobil yang dijual di negara tersebut harus diperbaiki keamanannya.
Dilansir Bloomberg pada Senin (28/6/2021), jumlah mobil Tesla di China yang butuh perbaikan lebih dari 285.000 unit.
Badan Regulasi Pasar China menyatakan bahwa perbaikan tersebut diperlukan untuk 211.256 unit Model 3 yang diproduksi di China dan 35.665 unit yang diimpor, dan juga model Ys buatan China sebanyak 38.599 unit.
Pabrikan mobil yang berbasis di California, Amerika Serikat tersebut mulai mengirim mobil sport model Y pada Januari 2021, sehingga kebijakan recall dinilai berdampak cukup besar bagi pembelinya.
Pemerintah China mengatakan bahwa sistem autopilot mobil Tesla tersebut dapat diaktifkan secara otomatis dan hal ini berpotensi menyebabkan kecelakaan karena akselerasi secara tiba-tiba.
Dalam kebanyakan kasus, perbaikan bisa dilakukan dalam jarak jauh dengan update online terkait fitur kontrol jelajah aktif. Tesla pun akan melakukan perbaruan sistem perangkat lunak secara gratis.
Saat Tesla menyampaikan permintaan maaf melalui akun layanan konsumen resmi di Weibo, kebijakan recall tersebut menjadi puncak serangkaian masalah mobil produk perusahaan tersebut di China.
Sebelumnya, terjadi protes yang viral di pameran mobil Shanghai pada pertengahan April. Lalu serentetan kecelakaan telah memperburuk opini publik terhadap pelopor mobil listrik tersebut dan beberapa negara dan lembaga resmi sedang meninjau kepemilikan Tesla di antara staf mereka, dengan alasan kekhawatiran bahwa mobil tersebut menimbulkan risiko keamanan.
Pada Maret, mobil-mobil Tesla juga dilarang dari beberapa kompleks militer dan perumahan karena kekhawatiran mengenai built-in kamera. Tesla pun merespons dengan menyatakan seluruh data yang didapat di China, disimpan secara lokal.