Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peritel Khawatirkan Penumpukan Inventori jika Mobilitas Diperketat

Kunjungan yang menurun bisa mengakibatkan koreksi pada volume transaksi yang berimbas pada macetnya perputaran stok barang.
Konsumen memilih makanan dan bahan makanan di salah satu supermarket di Jakarta, Kamis (7/5/2020). BISNIS.COM
Konsumen memilih makanan dan bahan makanan di salah satu supermarket di Jakarta, Kamis (7/5/2020). BISNIS.COM

Bisnis.com, JAKARTA — Nasib inventori alias persediaan barang menjadi perhatian utama pelaku usaha ritel dalam menghadapi risiko pengetatan aktivitas masyarakat akibat lonjakan Covid-19.

Kunjungan yang menurun bisa mengakibatkan koreksi pada volume transaksi yang berimbas pada macetnya perputaran stok barang.

“Ritel ini kuncinya di inventori dan transaksi. Kalau kunjungan dan daya beli menurun, inventorinya bisa tinggi. Meski transaksi turun, inventori jalan sebenarnya tidak apa. Yang jadi masalah saat inventori naik. Di ritel itu inventori adalah aset kami, kalau inventorinya mandek sebulan, artinya mati [perputaran] uangnya di situ,” kata Head of Corporate Communication PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) Fernando Repi, Jumat (18/6/2021).

Repi mengemukakan bahwa durasi maksimum perputaran barang di ritel adalah 30 sampai 45 hari. Durasi tersebut menjadi dasar penilaian apakah penjualan berjalan baik. Dia mencatat perputaran barang yang lambat pernah dirasakan peritel kala pengetatan mobilitas diterapkan pemerintah pada kuartal II/2020.

“Saat awal pandemi dari 28.000 sampai 30.000 jenis produk yang diperdagangkan, hanya 6.000 sampai 8.000 jenis yang laku. Terbayang bagaimana uangnya berputar jika pembatasan diterapkan dengan ketat?” katanya.

Oleh karena itu, dia berharap agar pemerintah tetap memberi izin peritel modern untuk beroperasional tanpa pembatasan yang ketat demi memperkecil risiko mandeknya pergerakan inventori. Di sisi lain, penjualan lewat gerai masih menjadi penyangga utama di tengah ketatnya persaingan penjualan secara daring.

“Beri kesempatan ritel tetap beroperasi karena kami sudah terapkan protokol yang ketat di toko offline. Sebagai alternatif kami juga sudah bekerja sama dengan e-commerce, tetapi persaingan di e-commerce ini kan ketat. Sebisa mungkin kami harus mencari strategi yang tepat, mengatur harga yang tepat, dan menawarkan merchandise yang tepat untuk dijual di online,” kata Repi.

Di tempat terpisah, Vice President Corporate Communication PT Trans Retail Indonesia Satria Hamid mengatakan bahwa perencanaan bisnis Transmart bakal memastikan perputaran barang bakal dihitung dengan cermat. Perusahaan juga akan memastikan pelayanan tetap diberikan secara prima agar masyarakat tetap nyaman bertransaksi.

“Tentunya kami perlu secara cermat menghitung inventori, kami manage perputaran barang kami. PSBB yang ketat jelas berpengaruh ke ritel. Oleh karena itu, kami akan atur stoknya dan mengecek setiap hari perputarannya,” kata Satria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper