Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dinilai perlu tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada level 3,5 persen mengingat kondisi eksternal yang masih bergejolak dan kebutuhan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Peneliti LPEM FEB Universitas Indonesia (UI) menyampaikan beberapa isu yang berkembang belakangan, seperti diberlakukannya kembali pengetatan atau lockdown di beberapa negara, juga adanya kemungkinan tappering off oleh The Fed dan risiko peningkatan inflasi akan memicu arus modal keluar dari Indonesia.
“Dengan masih bergejolaknya tekanan eksternal dan kebutuhan untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan kondisi finansial, kami berpandangan BI perlu mempertahankan suku bunga acuan,” demikian dikutip Bisnis dari laporan bertajuk Analisis Makroekonomi BI Board of Governor Meeting yang dirilis LPEM UI, Senin (24/5/2021).
Selama sebulan terakhir, arus modal yang masuk ke pasar keuangan Indonesia mencapai US$6,43 miliar, naik sekitar US$1,06 miliar dari US$5,37 miliar pada pertengahan April 2021. Meski mengalami peningkatan yang cukup besar pada awal Mei 2021, hal ini dinilai bersifat sementara.
Pasalnya, dalam beberapa hari terakhir justru terjadi arus modal keluar, sehingga mendorong turunnya akumulasi arus modal portofolio yang masuk dari US$6,49 miliar menjadi US$5,48 miliar hanya dalam waktu sepuluh hari.
Sementara dari sisi inflasi, daya beli masyarakat masih terlihat rendah dibandingkan dengan periode Ramadan sebelum pandemi Covid-19.
Baca Juga
Angka inflasi pada April 2021 memang tercatat lebih tinggi dibandingkan dua bulan sebelumnya. Inflasi secara tahunan pada April 2021 tercatat sebesar 1,42 persen, naik dari 1,37 persen pada Maret 2021.
Di samping itu, pertumbuhan ekonomi indonesia pada kuartal I/2021 juga terlihat mulai bergerak ke arah positif. pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut tercatat masih terkontraksi sebesar -0,74 persen secara tahunan.
Meski masih tercatat negatif, namun proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2021 cukup mendekati angka realisasi. Prediksi yang lebih baik ini menunjukkan pemahaman yang lebih mendalam akan kondisi ekonomi saat ini.