Bisnis.com, JAKARTA- Banjir produk e-commerce impor selama masa pandemi covid menjadi tambahan beban bagi para pelaku usaha mikro khususnya konveksi dan sablon. Banjir impor yang dipenuhi harga murah karena disokong industri besar dari negara produsen seperti China telah merusak pasar lokal.
Penetrasi produk konveksi impor dari China itupun memakan kue ekonomi digital yang selama ini digemborkan pemerintah. Berdasarkan data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa transaksi e-commerce sepanjang 2020 mencapai Rp253 triliun dan diperkirakan bisa mencapai Rp337 triliun pada 2021.
Di lain sisi, kebutuhan pasar yang cenderung semakin meningkat justru digerus dengan gempuran produk-produk impor. Ketimpangan antara meningkatnya permintaan pasar jelang lebaran justru membuat produk lokal “gigit jari”.
Situasi ini membuat para pelaku usaha mulai mencari jalan alternatif dalam melakukan ketahanan produk dalam negeri dengan segala cara. Salah satunya adalah dengan memperkuat sosial ekonomi melalui berbagai festival bazar jelang lebaran. Tujuannya jelas, untuk melakukan kampanye-kampanye produk dalam negeri yang sejatinya juga memiliki value secara kualitas dan harga.
Salah satu agenda komunitas pengusaha konveksi dan sablon di wilayah Bekasi yaitu "Festival Independent Bekasi Clothing" yang akan berlangsung pada 5 Mei 2021 di lapangan Kelurahan Padurenan Mustikajaya, Kota Bekasi. Hal ini dilakukan untuk memperkuat jaringan sosial ekonomi semua pelaku usaha di wilayah Bekasi.
Menurut Harry Muchlis, selaku ketua komunitas Sablon Independent Bekasi bahwa acara “Independent Bekasi Clothing Fest” ini memang bertujuan untuk memperkuat solidaritas sosial ekonomi teman-teman pelaku usaha di bidang clothing dalam menyiasati tenggelamnya brand-brand lokal di wilayah Bekasi selama masa pandemi. Ditambah menjaga jaringan pelaku usaha ditengah gempuran produk-produk impor.
“Sederhana tujuan acara ini, menjadi aura positif kemandirian ekonomi untuk semua pelaku usaha mikro dengan segala tantangan kedepannya,” tegas Harry Muchlis, Selasa (4/5/2021)
Seperti diketahui, bahwa acara “Independent Bekasi Clothing Festival” ini juga telah menggandeng puluhan brand lokal yang berada di wilayah Bekasi. Tak hanya itu, acara ini juga akan digelar sampai 12 Mei 2021 yang akan menampilkan para musisi indie di wilayah Bekasi.
Sementara itu, Ketua Koperasi Produsen Asosiasi Konveksi Sablon Independen (AKSI) Bekasi Hendro Rahmandani mengungkapkan melalui festival, diharapkan merek lokal bisa menembus pasar yang tengah dibanjiri produk impor. Inisiatif tersebut pun dapat membantu nasib produsen konveksi dan sablon lokal yang menurut Hendro, tengah kesulitan keuangan akibat hantaman pandemi yang melemahkan daya beli masyarakat.
Selain itu, Hendro juga coba memberikan kritik atas kebijakan pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan (kemendag) yang belum meregulasi presentase produk lokal dan impor melalui lokapasar meski sudah menyiapkan aturan yang memberi kewajiban bagi pelaku e-commerce untuk mengutamakan produk dalam negeri.
Hal ini Sesuai Pasal 21 dan 22 Peraturan Menteri Perdagangan No. 50/2020 tentang Ketentuan Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik menyebutkan bahwa pelaku usaha perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE) wajib menyediakan platform atau ruang khusus untuk promosi barang dan jasa hasil produksi dalam negeri.
“Kebijakan itu seharusnya pihak Kemendag sudah memberikan akses informasi secara aktif dan mengutamakan kemitraan bagi produk UMKM,” ujar Hendro.