Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian menyebut saat ini masih terus melakukan pemantauan dengan perkembangan kondisi kasus Covid-19 di India kaitannya dengan pengaruh kegiatan industri di Tanah Air.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Herdi mengatakan saat ini pihaknya juga terus menunggu informasi dari pelaku industri jika mengalami kendala produksi karena India. Namun, hingga kini dipastikan pengusaha belum merasakan dampak dari melonjaknya kasus Covid-19 di India.
"Sejauh ini belum ada laporan. Saat ini kami baru monitoring saja, lihat perkembangan situasi India. Juga akan terus mendengar informasi dari industri," katanya kepada Bisnis, Senin (3/5/2021).
Febri pun mengemukakan jika pandemi India terus berlangsung, maka kemungkinan pada periode 3 hingga 6 bulan ke depan akan ada yang melapor soal laju impor bahan baku dari India.
Adapun saat ini Kemenperin sedang mengkaji pemberian bantuan berupa tabung gas oksigen ke India karena ledakan kasus Covid-19 yang kembali tejadi di sana.
Febri menyebut masih belum ada kepastian terkait hal tersebut. Dia mengatakan hal itu sebagai inisiatif dari Kemenperin karena melihat pasien yang terus bertambah dan sebagai bentuk bantuan kemanusiaan untuk membantu India.
"Kami juga telah melakukan koordinasi dengan Asosiasi Gas Industri Indonesia [AGII] untuk kapasitas gas oksigen di dalam negeri," katanya.
Menurutnya, kapasitas produksi gas oksigen di Indonesia mencapai 650 juta ton per tahun. Dari angka tersebut, 300 juta ton sudah terintegrasi dengan pengguna.
Sementara itu, utilitas produksi gas oksigen saat ini mencapai 80 persen. Meski demikian hal tersebut juga sangat tergantung dengan lokasi.
Prinsipnya, Febri mengatakan dalam hal ini pertimbangan aspek yang terkait dengan kebutuhan dalam negeri menjadi yang utama.