Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingginya Kenaikan Target Produksi Batu Bara Berpotensi Tekan Harga

Kenaikan volume produksi hingga 625 juta ton terlalu tinggi, mengingat ruang peningkatan permintaan batu bara Indonesia ke pasar ekspor terutama ke China tidak setinggi tambahan volume kuota ekspor yang ditetapkan pemerintah.
Seorang pekerja berjalan di atas tumpukan batu bara di Indonesia./Bloomberg/Dadang Tri
Seorang pekerja berjalan di atas tumpukan batu bara di Indonesia./Bloomberg/Dadang Tri

Bisnis.com, JAKARTA – Penaikan target produksi batu bara nasional ke level 625 juta ton tahun ini dikhawatirkan dapat memberikan tekanan terhadap harga batu bara.

Tahun ini pemerintah menetapkan adanya tambahan jumlah produksi batu bara sebesar 75 juta ton untuk penjualan ke luar negeri. Dengan adanya potensi tambahan tersebut, produksi dapat melonjak hingga 625 juta ton atau rekor tertinggi selama ini.

Ketua Indonesian Mining and Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo menilai kenaikan volume produksi hingga 625 juta ton terlalu tinggi, mengingat ruang peningkatan permintaan batu bara Indonesia ke pasar ekspor terutama ke China tidak setinggi tambahan volume kuota ekspor yang ditetapkan pemerintah.

Dia memperkirakan produksi batu bara Indonesia yang bisa diserap oleh pasar China untuk menggantikan pasokan batu bara dari Australia hanya mencapai sekitar 30 juta hingga 40 juta ton.

"Karena batu bara Australia di-banned, ekspor ke China batu bara kualitas rendah dan menengah paling 40 juta ton. Kita mungkin bisa ambil 30 juta karena sebagian bisa jadi dari Afrika Selatan dan ini sudah mendekati kuartal II, jadi 30 juta sudah bagus," kata Singgih.

Oleh karena itu, menurutnya, kenaikan target produksi batu bara nasional yang ideal berada di level 595-600 juta ton.

Tingkat produksi ini didasarkan pada kalkulasi bisnis yang ada dari pasar global dan potensi kenaikan produksi dari beberapa perusahaan batu bara dalam negeri, serta mempertimbangkan adanya potensi tekanan terhadap harga.

"Saya lihat 75 juta ton over. Kalau tidak dikontrol dengan baik, akan terjadi tekanan harga. Bisa jadi buyer besar melakukan tekanan terhadap harga ke kita atas dasar suplai ke depan," katanya.

Adapun, tambahan jumlah produksi batu bara tahun ini sebanyak 75 juta ton untuk penjualan ke luar negeri tersebut ditetapkan melalui Keputusan Menteri No. 66.K/HK.02/MEM.B/2021 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 255.K/30/MEM/2020 tentang Pemenuhan Kebutuhan Batubara Dalam Negeri Tahun 2021.

Tambahan jumlah produksi tersebut tidak dikenakan kewajiban persentase penjualan batu bara untuk kepentingan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO).

Sementara itu, pergerakan harga batu bara acuan (HBA) terus menunjukkan tren positif, setelah sepanjang 2020 mengalami pelemahan ke level terendah akibat pandemi Covid-19.

HBA dibuka pada level US$75,84 per ton pada Januari 2021 dan berlanjut mengalami kenaikan pada Februari ke level US$87,79 per ton. Kemudian sempat turun pada Maret ke US$84,47 per ton. Namun, kembali menguat ke level US$86,68 per ton pada April 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper