Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengembangan Sumber Daya Industri (BPSDMI) Kemenperin dan PT Komatsu Indonesia melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait pelaksanaan program pendidikan vokasi. Kerja sama ini bersifat tailor made, diselenggarakan selama satu tahun dan lulusannya langsung diserap bekerja di industri.
Presiden Direktur PT Komatsu Indonesia, Pratjojo Dewo Sridadi mengatakan, pihaknya bertekad untuk menciptakan tenaga kerja terampil sesuai kebutuhan teknologi saat ini.
"Dengan dukungan BPSDMI serta Politeknik STMI Jakarta, kami berharap dapat memberikan berkontribusi besar untuk kemajuan industri alat berat di Indonesia," katanya melalui siaran pers, Rabu (7/4/2021).
Setiap tahun, Komatsu Indonesia membutuhkan tenaga kerja sebanyak 600 orang per tahun, dengan minimal lulusan SMK.
Peserta program kerja sama ini akan melaksanakan perkuliahan yang berbasis dual system (sistem ganda), di mana perkuliahan diselenggarakan dengan kombinasi teori dan praktik di ruang kelas maupun workshop kampus Politeknik STMI Jakarta serta pelaksanaan kerja langsung di Pabrik PT Komatsu Indonesia.
Pada tahun lalu, BPSDMI Kemenperin telah memfasilitasi 18 kelas program setara Diploma Satu untuk 607 peserta D1 di 10 provinsi dan 12 kabupaten/kota. Sementara itu sebanyak 19 peserta telah menyelesaikan satu tahun program up skilling (peningkatan kompetensi karyawan) dari hasil kerja sama antara BPSDMI Kemenperin dengan PT Komatsu Indonesia.
Program Pendidikan Setara Diploma I Manufaktur Alat Berat ini ditujukan untuk memberikan pemahaman ilmu dasar mengenai teknik industri khususnya manufaktur serta sebagai bentuk orientasi dari perusahaan.
Berdasarkan proyeksi Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi), produksi alat berat dalam negeri bakal meningkat hingga 30% pada tahun 2021 atau mencapai 4.500-5.000 unit.
Potensi ini ditopang karena meningkatnya aktivitas sektor konstruksi dan agro seiring pertumbuhan proyek infrastruktur dan utilisasi program biodiesel.
Adapun tahun lalu, produksi alat berat dalam negeri mencapai 3.400 unit.