Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementerian BUMN China ke Erick Thohir: Kenapa Cuma 2 Perusahaan RI Masuk Top 500?

Erick Thohir mengatakan sempat tergelitik dengan tantangan dari Kementerian BUMN China mengenai jumlah perusahaan Indonesia dan negeri Tirai Bambu tersebut yang masuk ke top 500.
Menteri BUMN Erick Thohir./Antara
Menteri BUMN Erick Thohir./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir membagikan cerita mengenai kunjungannya ke China bersama Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Ketiganya terbang ke negara tersebut untuk membahas sejumlah kerja sama.

Erick mengatakan sempat tergelitik dengan tantangan dari Kementerian BUMN China mengenai jumlah perusahaan Indonesia dan negeri Tirai Bambu tersebut yang masuk ke top 500.

"Kalau memang 48 perusahaan China bisa masuk top 500, Indonesia kenapa cuma dua?" kata Erick menyampaikan pernyataan dari Kementerian China tersebut dalam konferensi pers virtual sebagaimana dilansir Tempo.co, Sabtu (3/4/2021).

Adapun, konferensi pers digelar langsung dari China usai pertemuan ketiga menteri dengan sejumlah pejabat negara setempat. Total ada 14 pertemuan yang membahas sejumlah isu seperti geopolitik, kerja sama vaksin Covid-19, investasi, hingga perlindungan anak buah kapal (ABK).

Meski demikian, Erick tidak mau memasang target apapun. Dia hanya berharap paling tidak ada 4 perusahaan Indonesia yang masuk daftar 500 besar tersebut dalam beberapa tahun ke depan.

Selain itu dalam pertemuan ini, Erick menyebut kedua pihak sepakat untuk meningkatkan kerja sama kedua institusi dalam reformasi birokrasi, termasuk proyek-proyek yang bisa meningkatkan value chain dari kedua negara.

Terakhir, lawatan Erick ke China ini juga diisi oleh rapat untuk membahas kerja sama pengembangan baterai kendaraan listrik atau EV Battery dengan nilai investasi senilai US$5 miliar.

Proyek ini digarap oleh konsorsium dari badan usaha kedua negara. Dari Indonesia ada PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Aneka Tambang, dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero). Sementara dari Cina yaitu Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL).

"Kami ingin memastikan keberlanjutan partnership ini bisa on time, kalau bisa dipercepat," kata Erick.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper