Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Redup, Petrokimia Gresik Incar Kembali Ekspor Melati

Melati dikirim ke beberapa negara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Arab Saudi untuk kebutuhan sembahyang atau campuran dalam minuman karena memiliki aroma yang baik untuk penyegar.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo meninjau gudang pupuk di Jawa Tengah. /PG Petrokimia Gresik
Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo meninjau gudang pupuk di Jawa Tengah. /PG Petrokimia Gresik

Bisnis.com, JAKARTA — PT Petrokimia Gresik menggelar panen tanaman bunga melati pada lahan demonstration plot (demplot) aplikasi pupuk nonsubsidi NPK Phonska Plus seluas 150 hektar di Tegal, Jawa Tengah.

Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo mengatakan demplot ini merupakan upaya perusahaan untuk menggeliatkan kembali ekspor bunga melati dari Kabupaten Tegal yang sempat terganggu akibat Covid-19 tahun lalu.

Demplot ini juga menjadi bentuk dukungan Petrokimia Gresik kepada Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang mendorong peningkatan ekspor bunga dengan nama Latin Jasminum Sambac ini.

“Ekspor ini akan menambah devisa negara serta meningkatkan kesejahteraan petani,” katanya melalui siaran pers, Senin (22/3/2021).

Adapun berdasarkan data yang pernah dirilis Badan Karantina Pertanian, ekspor melati dari Provinsi Jawa Tengah selama satu semester sebelum pandemi Covid-19 bisa mencapai Rp200,55 miliar.

Komoditas ini dikirim ke beberapa negara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Arab Saudi untuk kebutuhan sembahyang atau campuran dalam minuman karena memiliki aroma yang baik untuk penyegar.

Sementara itu kabupaten Tegal mampu menghasilkan 3.201 ton melati per bulan. Sebanyak 110 ton dari jumlah tersebut mengisi pasar ekspor. 

Oleh karena itu, Dwi mengungkapkan bahwa Petrokimia Gresik melihat budidaya melati sebagai ceruk pasar yang sangat potensial untuk digarap. Pasalnya Petrokimia Gresik memiliki produk inovatif yang dapat meningkatkan produktivitas budidaya melati, yaitu NPK Phonska Plus.

Adapun produk Phonska Plus mengadung unsur hara makro Nitrogen (N), Fosfor (P2O5), dan Kalium (K2O) masing-masing 15%, serta unsur hara Sulfur (S) 9% dan Zink 2.000 part per million (ppm). Pupuk ini mampu mendorong produktivitas tanaman bunga melati hingga 30 kilogram per hektar.

Dosis pemupukan yang digunakan dalam demplot adalah Phonska Plus sebanyak 25 kilogram,  Urea 10 kilogram, dan Petroganik 10 kilogram untuk setiap hektar lahan. Dosis pemupukan ini dilakukan selama enam kali dalam setahun. Dwi berharap demplot ini diadopsi oleh pembudidaya tanaman melati lain untuk peningkatan produktivitas dan peningkatan ekspor.

"Melalui kegiatan ini kami juga mengajak seluruh petani untuk menerapkan pemupukan berimbang dengan mengombinasikan pupuk organik dan pupuk anorganik sesuai dosis yang dianjurkan. Ini sebagai dukungan kami untuk membangun pertanian Indonesia yang berkelanjutan," ujar Dwi.

Seperti diketahui Kabupaten Tegal memiliki 38 ribu hektar lahan pertanian. Sekitar 82 persen diantaranya diairi dengan sistem irigasi. Inilah yang menjadikan Tegal sebagai lumbung padi nasional.

Menurutnya, potensi ini adalah tantangan bagi Petrokimia Gresik, dimana lahan pertanian yang bagus ini semakin ditingkatkan produktivitasnya.

Ini menjadi motivasi Petrokimia Gresik, apalagi sepanjang wabah Covid-19 ini pertanian merupakan sektor yang mampu menstabilkan perekonomian nasional, ketika sektor lain minus.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper