Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom: Indeks Manufaktur Bakal Betah di Zona Negatif Sepanjang Kuartal Pertama 2021

Meski demkian penurunan kinerja industri pengolahan pada kuartal I/2021 ini diperkirakan tidak akan sedalam kuartal II/2020, ketika pertama kalinya diterapkan PSBB.
Seorang pekerja menyortir lump karet (pembekuan getah karet secara alami) hasil dari Perkebunan Ngobo Afdeling Klepu PT Perkebunan Nusantara IX di Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (14/9/2020). ANTARA FOTO/Aji Styawan
Seorang pekerja menyortir lump karet (pembekuan getah karet secara alami) hasil dari Perkebunan Ngobo Afdeling Klepu PT Perkebunan Nusantara IX di Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (14/9/2020). ANTARA FOTO/Aji Styawan

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja industri pengolahan akan meningkat dan berada pada level yang ekspansif pada kuartal I/2021.

Hal ini tercermin dari Prompt Manufacturing Index BI (PMI-BI) kuartal I/2021 yang diperkirakan akan meningkat menjadi sebesar 51,14 persen.

Peningkatan PMI-BI pun akan didorong oleh komponen volume total pesanan, volume persediaan barang jadi, dan volume produksi yang berada pada fase ekspansi.

Sementara secar sektoral, peningkatan PMI-BI akan disumbang oleh beberapa subsektor yang diperkirakan akan berada pada fase ekspansi, di antaranya subsektor makanan, minuman, dan tembakau, subsektor semen dan barang galian nonlogam, subsektor pupuk, kimia dan barang dari karet, dan subsektor kertas dan barang cetakan.

Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis (IKS) Eric Alexander Sugandi berpendapat PMI-BI pada kuartal I/2021 masih berpotensi berada di zona kontraksi.

Hal ini dikarenakan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kembali di DKI Jakarta dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Pulau Jawa dan Bali pada awal tahun ini.

“Untuk kuartal I/2021 PMI kemungkinan masih di zona kontraksi karena ada PSBB dan PPKM. Indeksnya bisa sedikit turun atau sedikit naik,” katanya kepada Bisnis, Rabu (13/1/2021).

Meski demkian, kata Eric, penurunan kinerja industri pengolahan pada kuartal I/2021 ini diperkirakan tidak akan sedalam kuartal II/2020, ketika pertama kalinya diterapkan PSBB.

“Cakupan wilayahnya lebih sempit daripada di kuartal II/2020, masyarakat dan pelaku industri sudah tahu bagaimana melaksanakan aktivitas ekonomi selama PSBB atau PPKM, berbeda dengan kuartal II/2020,” jelasnya.

Di samping itu, Eric mengatakan permintaan terhadap produk manufaktur dari negara-negara lain juga diprediksi akan mengalami peningkatan sehingga dapat menahan tekanan terhadap industri tersebut.

Menurutnya, kinerja industri pengolahan masih berpeluang meningkat ke zona ekspansi jika industri tidak terlalu banyak mengurangi aktivitas produksinya selama masa PSBB dan PPKM awal tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper