Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rajawali Nusantara Membagikan Sisa Hasil Usaha Rp1,2 Miliar

Penyerahan SHU kemitraan dilakukan Direktur Pengembangan dan pengendalian Usaha Febriyanto kepada petani mitra, di Jatitujuh, Majalengka, Rabu (7/10/2020).
Direktur Utama PT PG Rajawali II Sagita Hariyadin (kanan) menyerahkan secara simbolis SHU pada petani peserta Program Kemitraan Budidaya Tebu di Majalengka, Rabu (7/10/2020)./Istimewa
Direktur Utama PT PG Rajawali II Sagita Hariyadin (kanan) menyerahkan secara simbolis SHU pada petani peserta Program Kemitraan Budidaya Tebu di Majalengka, Rabu (7/10/2020)./Istimewa

Bisnis.com, MALANG - PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI melalui anak perusahaannya yang bergerak di bidang industri gula, PT PG Rajawali II, menyerahkan sisa hasil usaha (SHU) terkait Program Kemitraan Budidaya Tebu bagi masyarakat desa penyangga di lingkungan areal lahan HGU Unit Pabrik Gula (PG) Jatitujuh.

Direktur Utama PT PG Rajawali II Sagita Hariyadin mengatakan, jumlah SHU yang dibagikan sejumlah total Rp1,2 miliar. Program kemitraan ini telah dimulai sejak 2018 dan merupakan program kemitraan pertama serta satu-satunya di Indonesia yang dijalankan di lahan HGU.

“Program kemitraan ini sebagai wujud kepedulian perusahaan dalam rangka membangun harmoni dengan masyarakat desa penyangga,” ujar Sagita dalam keterangan resminya, Rabu (7/10/2020).

Penyerahan SHU kemitraan dilakukan Direktur Pengembangan dan pengendalian Usaha Febriyanto kepada petani mitra, di Jatitujuh, Majalengka, Rabu (7/10/2020).

Menurutnya, program yang sudah berjalan pada dua kali masa tanam tersebut melibatkan masyarakat dari 22 desa penyangga di sekitar HGU PG Jatitujuh. “Jumlah tersebut terbagi ke dalam dua wilayah, yaitu 11 Desa di wilayah Kabupaten Majalengka dan 11 Desa di wilayah Kabupaten Indramayu,” ucapnya.

Program ini, kata dia, telah dilaksanakan pada masa tanam 2018/2019 dan 2019/2020. Pada peluncuran perdana 2018, jumlah petani yang mengikuti program kemitraan sekitar 900 kepala keluarga (KK) dengan lahan kurang lebih seluas 1.900 Ha.

“Program kemitraan ini secara masif terus kami sosialisasikan kepada masyarakat disekitar pabrik sehingga animo masyarakat terhadap kemitraan semakin tinggi,” katanya.

Pada masa tanam 2019/2020, jumlah peserta kemitraan bertambah menjadi sekitar 1.800 Kepala Keluarga, dengan tambahan luas lahan 3.300 hektare. Untuk musim tanam 2020/2021 perusahaan memproyeksikan penambahan peserta kemitraan menjadi sekitar 2.200 KK dengan lahan yang dikelola kurang lebih seluas 4.300 hektare.

Menurut Sagita, kesuksesan program kemitraan pada masa tanam dua tahun terakhir telah berhasil melahirkan 9 unit Badan Usaha Milik Desa(BUMDes)di bidang usaha pengelolaan budidaya perkebunan tebu.

“Kesembilan BUMDes tersebut berasal dari sembilan desa yang berbeda dan kini seluruhnya aktif bekerja sama dengan PG Jatitujuh,” ujarnya.

Program Kemitraan Budidaya Tebu ini, dia menilai, menjadi kunci atas eksistensi PG dalam mendongkrak kesejahteraan masyarakat dan pemberdayaan lembaga ekonomi desa melalui BUMDes.

Hasil panen tebu petani akan dibeli oleh perusahaan sesuai produksi kebun masing-masing. Hasil penjualan tebu digunakan untuk melunasi kewajiban KUR, dan kelebihan atas hasil penjualan tebu terhadap biaya budi daya menjadi keuntungan bagi petani atau lebih dikenal dengan SHU. (K24)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper