Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utilitas Industri Mainan Mulai Menggembirakan

Setelah terpuruk dalam utilisasi di level 35 persen akibat pengetatan aktivitas dalam masa pandemi covid-19, industri mainan kini mengklaim sedikit perbaikan.
Balok mainan Lego. Pada April dan Mei banyak pelaku industri yang sudah menutup pabriknya. /Bloomberg
Balok mainan Lego. Pada April dan Mei banyak pelaku industri yang sudah menutup pabriknya. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Setelah terpuruk dalam utilisasi di level 35 persen akibat pengetatan aktivitas dalam masa pandemi Covid-19, industri mainan kini mengklaim sedikit perbaikan.

Ketua Umum Asosiasi Mainan Indonesia (AMI) Sutjiadi Lukas mengatakan saat ini utilisasi sudah ada peningkatan sekitar 5 persen. Hal itu karena mainan impor yang masuk mulai berkurang dan diimbangi dengan kenaikan produksi lokal.

"PSBB sekarang tidak terlalu mengganggu perdagangan karena usaha masih diperbolehkan buka," katanya kepada Bisnis, Jumat (25/9/2020).

Sutjiadi berharap perbaikan tersebut akan terjadi hingga akhir tahun. Hal itu agar menjadikan pengusaha lebih bergairah dalam menjalankan bisnisnya.

Sebelumnya AMI, mendata utilitas rata-rata pabrikan pada Februari 2020 masih berada di kisaran 60-70 persen. Selanjutnya pada pertengahan tahun anjlok pada 35 persen disebabkan oleh adanya kebijakan PSBB di sejumlah daerah.

"Pada April dan Mei banyak pelaku industri yang sudah menutup pabriknya. Barang produksi terus, tetapi tidak bisa dijual," ujar Sutiadji.

Selain PSBB kala itu, Sutjiadi berujar rendahnya utilitas industri mainan disebabkan oleh tersendatnya importasi bahan baku. Seperti diketahui, 35 persen bahan baku komponen mainan elektronik masih diimpor, khususnya dari China.

Maka dari itu, Sutjiadi saat ini sedang menjajaki penarikan investasi bahan baku industri mainan dari Negeri Panda. Menurutnya, hal tersebut penting lantaran volume bahan baku yang diserap industri mainan cukup tinggi.

"Baut [khusus mainan] saja satu pabrik butuh 600 kilogram per bulan karena satu mainan minimal butuh 10 baut. Seluruh industri mainan bisa menyerap 5 ton untuk baut saja," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper