Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenhub Minta Kemendag Lebih Aktif ‘Isi’ Muatan Balik Tol Laut

Hingga kini, muatan balik masih menjadi persoalan karena jumlahnya yang masih minim sehingga secara biaya logistik, dua kali jalan ditanggung hanya oleh satu kali antaran barang secara penuh.
Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut PT. Pelni, Hari Budiharto memberikan sambutan pada acara peresmian gerai logistik Rumah Kita di Kota Saumlaki, Maluku Tenggara Barat, Senin (12/3/2018/Antara)
Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut PT. Pelni, Hari Budiharto memberikan sambutan pada acara peresmian gerai logistik Rumah Kita di Kota Saumlaki, Maluku Tenggara Barat, Senin (12/3/2018/Antara)

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perhubungan meminta peran ekstra dari Kementerian Perdagangan terkait dengan muatan balik tol laut, yang hingga kini masih sangat minim. Kementerian terkait ini masih menghadapi kendala untuk mengembangkan muatan balik yang lebih mumpuni.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Agus R. Purnomo mengatakan bahwa dari sisi peran tiap-tiap kementerian/lembaga, Kemendag memiliki peran dominan dalam pengendalian harga dibandingkan dengan Kemenhub yang berperan hanya dalam aktivitas logistik.

"Kalau dari peran masing-masing K/L yang mendukung, paling dominan adalah Kemendag, misalnya, supaya harga bisa dikendalikan agar tidak terjadi disparitas dari pelabuhan asal dan tujuan. Bagaimana juga muatan balik bisa kita tingkatkan secara sistemik, supaya sekarang kelemahan tol laut ini muatan baliknya rendah bisa teratasi," jelasnya, Senin (21/9/2020).

Dia meminta dukungan dari K/L terkait untuk mengoptimalkan peran tol laut dalam mengurangi disparitas harga jual ke konsumen di wilayah Indonesia bagian timur dan wilayah tertinggal, terluar, dan terdepan).

Agus mengharapkan agar seluruh pemangku kepentingan benar-benar memanfaatkan tol laut dan jalurnya yang sudah dilayani menggunakan 26 kapal agar pertumbuhan ekonomi di wilayah tujuan dapat meningkat.

"Bagaimana lebih cepat pertumbuhan muatan balik, contoh ada Rumah Kita dibuat BUMN dan depo gerai maritim di wilayah timur dari Kemendag. Ini bisa untuk distribusi dan bagaimana muatan balik terjadi. Kami menyediakan jalur untuk mengangkut komoditas barang pokok penting dari daerah awal ke tujuan. Juga ada jalur dari tempat terluar ke daerah yang membutuhkan," katanya.

Di sisi lain, Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Johni Martha mengatakan bahwa sudah menjadi tugas instansinya mengirimkan barang pokok dan penting ke seluruh Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi dari sistem logistik nasional (sislognas) yang mendasari berdirinya program tol laut.

"Tujuan dari semua ini yakni mengelola inventori sehingga unit cost bisa ditekan dan menyejahterakan masyarakat Indonesia di barat dan timur," katanya.

Pihaknya juga tengah mengupayakan peningkatan muatan balik dan distribusi bahan pokok dan penting ke deerah melalui Depo Gerai Maritim yang dibangun di beberapa titik yang dilalui tol laut.

"Kami coba dalami terkait muatan baliknya, dengan bertambahnya trayek tol laut, memanfaatkan muatan balik produk-produk yang potensi diolah bahkan diekspor," katanya.

Hingga kini, muatan balik masih menjadi persoalan karena jumlahnya yang masih minim sehingga secara biaya logistik, dua kali jalan ditanggung hanya oleh satu kali antaran barang secara penuh.

Walaupun aktivitas pelayarannya sudah diberi subsidi, aktivitas darat dan bongkar muatnya tetap tinggi karena minimnya muatan balik yang dapat mengganti ongkos tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper