Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang Malaysia Iskandar Waterfront Holdings (IWH) berencana untuk listing pada paruh pertama 2021 untuk mengumpulkan setidaknya 5 miliar ringgit (Rp18 triliun) setelah mendapatkan lampu hijau untuk mulai mengerjakan proyek besar, kata wakil ketua eksekutifnya.
Setoran 1,24 miliar ringgit dan pembayaran di muka yang diselesaikan pada Selasa memenuhi kewajiban kontrak awal kepada pemerintah untuk mengizinkan grup dan mitranya China Railway Engineering Corp (CREC) untuk mulai mengerjakan Bandar Malaysia.
Megaproyek di pinggiran pusat kota Kuala Lumpur awalnya diumumkan pada 2011, dibatalkan pada 2017, dan diaktifkan kembali pada April tahun ini.
Rencana IPO IWH telah bergantung pada kemajuan proyek multi-miliar tersebut, dan setelah membatalkan rencana untuk backdoor listing pada 2017, tahun lalu mereka menghidupkan kembali rencana untuk listing.
Wakil Ketua Eksekutif Lim Kang Hoo mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa pembangunan infrastruktur dan pekerjaan tanah direncanakan dimulai pada awal tahun depan.
IWH bermaksud untuk mengajukan aplikasi IPO pada akhir tahun ini, dan menargetkan investor institusi jangka panjang seperti dana pensiun, kata Lim.
Dia mengatakan IWH bernilai 20 miliar ringgit, berdasarkan penilaian lebih dari 4.000 hektare lahan yang dimilikinya di selatan Semenanjung Malaysia. Rencananya adalah untuk meningkatkan minimal 25 persen dari nilai tersebut.
"Ini IPO yang sepenuhnya didukung aset. Membeli satu saham itu seperti membeli tanah seluas 1 ft persegi," ujarnya.
Lim mengatakan 3,7 miliar ringgit dari hasil IPO akan digunakan untuk melunasi utang yang timbul dari akuisisi 60 persen dari proyek Bandar Malaysia bersama CREC Sdn Bhd dari Kementerian Keuangan.
Proyek ini diharapkan berfungsi sebagai terminal untuk jalur rel kecepatan tinggi Kuala Lumpur–Singapura.