Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong masyarakat untuk memanfaatkan kearifan lokal sebagai upaya membangun pariwisata berkelanjutan di era adaptasi kebiasaan baru. Kearifan lokal menjadi wisata yang menarik bagi wisatawan.
Frans Teguh, Staf Ahli bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf mengatakan, Indonesia sebagai negara yang terdiri dari beraneka ragam budaya memiliki berbagai macam kearifan lokal yang dapat menjadi potensi wisata yang menarik. Keanekaragaman kearifan lokal tersebut menjadi modal penting dalam membangun pariwisata berkelanjutan.
“Kebudayaan merupakan dasar pembangunan kepariwisataan Indonesia. Pengembangan destinasi wisata sebagai salah satu pilar pembangunan kepariwisataan nasional esensinya merupakan pemanfaatan warisan kebudayaan itu sendiri,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (1/9/2020).
Frans mengatakan salah satu sektor pariwisata Tanah Air yang diminati oleh wisatawan adalah wisata budaya yang berbasis keunikan dari tradisi dan kearifan lokal. Oleh karena itu, katanya, perlu ada pengelolaan kepariwisataan yang mengedepankan nilai-nilai luhur dan kebudayaan bangsa, nilai-nilai keagamaan, serta kelestarian dan mutu lingkungan hidup.
“Jadi dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan, kebudayaan suatu daerah harus diutamakan. Kegiatan pembangunan kepariwisataan semestinya dapat berkontribusi dalam perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan,” katanya.
I Gede Ardika, Ketua Dewan Kepariwisataan Berkelanjutan Indonesia mengatakan, kearifan lokal dan kekayaan budaya setempat merupakan warisan yang harus dijaga oleh seluruh kalangan, terutama oleh masyarakat setempat dengan memperhatikan aspek kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga
“Kebijakan pembangunan kepariwisataan dan kegiatan kepariwisataan harus dilaksanakan dengan memperhatikan keindahan, nilai arkeologis dan budaya yang harus dilindungi. Selain itu, kegiatan kepariwisataan juga harus bisa menjamin agar produk budaya tradisional, kerajinan, dan folklore tetap dapat berkembang dan tidak menjadi produk standar.”
Peneliti Ahli Utama Direktorat Kebijakan Strategis Kemenparekraf Robby Ardiwidjaja mengatakan masyarakat di sekitar destinasi wisata perlu meningkatkan pemanfaatan budaya dan lingkungannya yang bertumpu pada keunikan dan kelokalan dari akar budaya kehidupan keseharian sebagai daya tarik wisata secara berkelanjutan.
Menurutnya, pemanfaatan kearifan lokal sebagai potensi wisata memberikan peran kepada masyarakat untuk memperkenalkan sekaligus menciptakan apresiasi dan kepekaan terhadap nilai-nilai sosial, budaya, dan tradisi setempat.
“Hal ini juga bisa membuka kesempatan kepada masyarakat setempat untuk menjadi pelaku-pelaku dalam kegiatan pariwisata budaya baik secara aktif maupun pasif,” tutur Robby.