Bisnis.com, JAKARTA - Laju perekonomian yang tertekan oleh pandemi Covid-19 diperkirakan mulai bangkit pada kuartal III/2020.
Untuk menangkap peluang rebound perekonomian, Bisnis Indonesia mengadakan seminar bertajuk Mid-Year Economic Outlook 2020: Peluang dan Tantangan di Era New Normal pada Selasa (28/7/2020) pukul 10.00 WIB - 17.30 WIB.
Acara ini membahas peluang dan tantangan bisnis serta strategi di sektor finansial, manufaktur, dan jasa dalam menjaga pertumbuhan di era new nomal. Pembicara utama adalah Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto.
Para pembicara di setiap sektor pun merupakan menteri, ahli, dan pelaku usaha. Di sektor finansial, bertindak sebagai pembicara ialah Menteri Keuangan Sri Mulyani dan ekonom Chatib Basri.
Selanjutnya, di sektor riil, para pembicara adalah Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan Roeslani.
Di sektor pariwisata, sejumlah pembicara ialah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani, ekonom Aviliani, dan Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro.
Acara akan dipandu oleh moderator Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Yuliana Benyamin, Direktur Pemberitaan Bisnis Indonesia Arif Budisusilo, dan Direktur Bisnis Indonesia Hery Trianto.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan bahwa kondisi ekonomi akan mengalami kontraksi yang dalam pada penghujung kuartal kedua tahun ini. Namun, perekonomian diharapkan akan pulih pada kuartal ketiga.
Dia menjabarkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia sudah mengalami tekanan pada kuartal pertama 2020, bahkan sebelum pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diterapkan secara meluas. Terhentinya sektor pariwisata untuk memutus mata rantai penularan virus corona memberikan dampak besar bagi perekonomian.
Menurut Sri Mulyani, kondisi perekonomian akan mengalami kontraksi lebih dalam pada kuartal kedua pada tahun ini. Kondisinya bahkan bisa menjadi lebih berat dari pertumbuhan ekonomi kuartal pertama yang hanya sebesar 2,97 persen, padahal biasanya berada di atas 5 persen.
"Kalau kuartal kedua estimasi kami di dalam kontraksi adalah antara minus 5,4 persen hingga minus 5,08 persen, di mana estimasi titiknya 4,3 persen," ujar Mantan Direktur Pelaksana World Bank tersebut.
Menurutnya, kondisi perekonomian kuartal kedua melemah begitu seluruh daerah yang terkena Covid-19, terutama zona merah, menerapkan PSBB. Pembatasan aktivitas masyarakat itu menjadi tantangan bagi pemerintah untuk menahan dampak negatif bagi perekonomian sekaligus berupaya memulihkannya.
"Maka kami berhadap kuartal ketiga di mana Juli, Agustus, September ini kita mampu untuk segera bertahap memulihkan ekonomi kembali," ujar Sri Mulyani.
Berikut tautan acara Mid-Year Economic Outlook 2020: Peluang dan Tantangan di Era New Normal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel