Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lima Tahun Terakhir, Jawa Barat Jadi Tujuan Favorit Investor

Jika melihat data 5 tahun terakhir (2016 – kuartal I 2020), PMA dan PMDN masih berpusat di provinsi Jawa Barat dengan total investasi mencapai US$35,68 miliar.
Deputy Chairman of Investment Climate and Development Indonesia Investment Coordinating Board (BKPM) Farah Ratnadewi Indriani, memberikan paparan pada Indonesia Economic and Investment Outlook 2018 di Jakarta, Kamis (8/2/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Deputy Chairman of Investment Climate and Development Indonesia Investment Coordinating Board (BKPM) Farah Ratnadewi Indriani, memberikan paparan pada Indonesia Economic and Investment Outlook 2018 di Jakarta, Kamis (8/2/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Dari realisasi investasi kuartal I 2020 tercatat Rp210,7 triliun atau tumbuh 8 persen, tercatat pertumbuhan investasi di pulau Jawa dan luar Jawa kian seimbang. 

Dari total capaian realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), investasi di pulau Jawa sebesar 51,4 persen dan luar Jawa sebesar 48,6 persen.

Plt Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Indriani menyampaikan bahwa selama 5 tahun terakhir (2016 – kuartal I 2020) pertumbuhan di luar Jawa terus menunjukkan peningkatan dan makin berimbang dengan pulau Jawa.

Total investasi PMA di pulau Jawa pada tahun 2016 – kuartal I 2020 mencapai US$66,86 miliar, sedangkan investasi PMDN mencapai Rp739,70 triliun atau setara dengan US$53,09 miliar.

Selama periode 5 tahun tersebut, rasio realisasi investasi PMA dan PMDN di pulau Jawa mencapai 55 persen dan luar Jawa sebesar 45 persen dari total investasi sebesar Rp3.047,2 triliun.

“Ini angka yang tidak sedikit. Memang pulau Jawa masih memiliki daya tarik tersendiri bagi investor, khususnya provinsi Jawa Barat, Jumat (15/5/2020).

Jika melihat data 5 tahun terakhir (2016 – kuartal I 2020), PMA dan PMDN masih berpusat di provinsi Jawa Barat dengan total investasi mencapai US$35,68 miliar, kemudian disusul DKI Jakarta (US$30,60 miliar), Jawa Timur (US$20,16 miliar), Jawa Tengah (US$16,38 miliar), Banten (US$15,95 miliar), dan Daerah Istimewa Yogyakarta (US$1,18 miliar).

“Jika kita bandingkan data kuartal I tahun 2020 dengan periode yang sama di tahun 2019 lalu, total investasi di pulau Jawa memang turun 0,9 persen, walaupun memang pulau Jawa masih lebih mendominasi dibandingkan luar Jawa, akan tetapi gap-nya semakin kecil,” ujar Farah.

Realisasi investasi PMA di pulau Jawa pada tahun 2019 sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2018, investasi PMA di pulau Jawa mencapai US$17,04 miliar, sedangkan tahun 2019 menjadi US$15,47 miliar.

“Dapat kita amati disini, jika investor asing juga mulai melirik lokasi di luar Jawa. Pembangunan infrastruktur di luar Jawa tentunya menjadi poin positif bagi investor,” jelas Farah.

Selama 5 tahun terakhir (2016 – kuartal I 2020) investasi PMA di pulau Jawa banyak berlokasi di provinsi Jawa Barat (US$22,98 miliar) kemudian provinsi DKI Jakarta (US$17,89 miliar); Banten (US$10,98 miliar); Jawa Tengah (US$8,82 miliar); Jawa Timur (US$6,04 miliar); dan Daerah Istimewa Yogyakarta (US$ 0,15 miliar). Berbeda dengan PMA, investasi PMDN di pulau Jawa mayoritas berada di provinsi Jawa Timur (US$14,12 miliar); disusul oleh provinsi DKI Jakarta (US$12,71 miliar); Jawa Barat (US$12,69 miliar); Jawa Tengah (US$7,56 miliar); dan Banten (US$4,97 miliar).

Sektor yang mendominasi investasi PMA di pulau Jawa selama tahun 2016 – kuartal I 2020 yaitu Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran (US$12,07 miliar); Listrik, Gas, dan Air (US$10,25 miliar); Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi (US$9,34 miliar); Industri Kimia dan Farmasi (US$5,28 miliar); dan Industri Kendaraan Bermotor dan Alat Transportasi Lain (US$5,27 miliar).

Sedangkan untuk investasi PMDN didominasi oleh sektor Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi (US$14,17 miliar); Konstruksi (US$8,22 miliar); Industri Makanan (US$5,51 miliar); Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran (US$4,28 miliar); dan Listrik, Gas, dan Air (US$4,07 miliar)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhamad Wildan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper