Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumsi Semen Anjlok, Utilisasi Pabrik di Bawah 60 Persen

Penurunan konsumsi semen domestik diorong oleh proyek infrastruktur yang belum dilanjutkan dan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah.
Pabrik semen PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. di Narogong, Kabupaten Bogor. Solusi Bangun Indonesia merupakan entitas baru setelah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. mengambil alih kepemilikan Semen Holcim dari Lafarge Cement. Adapun saat didirikan, perusahaan ini bernama Semen Cibinong./solusibangunindonesia.com
Pabrik semen PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. di Narogong, Kabupaten Bogor. Solusi Bangun Indonesia merupakan entitas baru setelah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. mengambil alih kepemilikan Semen Holcim dari Lafarge Cement. Adapun saat didirikan, perusahaan ini bernama Semen Cibinong./solusibangunindonesia.com

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri semen melaporkan konsumsi semen hingga April 2020 lalu menurun tajam.

Penurunan konsumsi semen domestik diorong oleh anggaran infrastruktur yang kemungkinan belum turun dan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah.

Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso turunnya konsumsi semen ini terutama di Jawa sebesar 10 persen, disusul Kalimantan turun 11 persen, serta Bali dan Nusa Tenggara turun 23 persen.

Adapun sampai April lalu, konsumsi semen masih sedikit tertolong karena konsumsi di wilayah Sumatera dan Indonesia Timur yang masih positif. Alhasil, total penurunan konsumsi domestik sekitar 6 persen per April 2020.

"Konsumsi semen domestik dan ekspor April menurun tajam, utilisasi pabrik hanya di bawah 60 persen. Hal itu seperti yang sudah kami prediksi sebelumnya," katanya kepada Bisnis, Kamis (14/5/2020).

Widodo mengemukakan untuk pasar ekspor semen dan clinker posisi April 2020 masih cukup baik atau sebesar 580.000 ton. Namun, lanjut Widodo, angka itu tetap menunjukkan penurunan 10 persen.

Penurunan dikarenakan negara tujuan ekspor memberlakukan penguncian wilayah guna menanggulangi wabah virus corona.

Sementara itu, tingginya ekspor ditunjang oleh pasar China yang menyerap sekitar 200.000 ton sisanya ke Bangladesh, Australia, dan Sri Langka.

"Kami harapkan musibah Covid-19 ini segera cepat berlalu sehingga konsumsi semen baik domestik maupun ekspor bisa pulih lagi seperti tahun lalu," ujarnya. 

Secara rinci, Widodo mencatat per April 2020 serapan semen domestik hanya 4,52 juta ton dan ekspor 0,58 juta ton. Alhasil,total penjualan domestik dan ekspor hanya 5,1 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper