Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri semen melaporkan konsumsi semen hingga April 2020 lalu menurun tajam.
Penurunan konsumsi semen domestik diorong oleh anggaran infrastruktur yang kemungkinan belum turun dan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah.
Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso turunnya konsumsi semen ini terutama di Jawa sebesar 10 persen, disusul Kalimantan turun 11 persen, serta Bali dan Nusa Tenggara turun 23 persen.
Adapun sampai April lalu, konsumsi semen masih sedikit tertolong karena konsumsi di wilayah Sumatera dan Indonesia Timur yang masih positif. Alhasil, total penurunan konsumsi domestik sekitar 6 persen per April 2020.
"Konsumsi semen domestik dan ekspor April menurun tajam, utilisasi pabrik hanya di bawah 60 persen. Hal itu seperti yang sudah kami prediksi sebelumnya," katanya kepada Bisnis, Kamis (14/5/2020).
Widodo mengemukakan untuk pasar ekspor semen dan clinker posisi April 2020 masih cukup baik atau sebesar 580.000 ton. Namun, lanjut Widodo, angka itu tetap menunjukkan penurunan 10 persen.
Baca Juga
Penurunan dikarenakan negara tujuan ekspor memberlakukan penguncian wilayah guna menanggulangi wabah virus corona.
Sementara itu, tingginya ekspor ditunjang oleh pasar China yang menyerap sekitar 200.000 ton sisanya ke Bangladesh, Australia, dan Sri Langka.
"Kami harapkan musibah Covid-19 ini segera cepat berlalu sehingga konsumsi semen baik domestik maupun ekspor bisa pulih lagi seperti tahun lalu," ujarnya.
Secara rinci, Widodo mencatat per April 2020 serapan semen domestik hanya 4,52 juta ton dan ekspor 0,58 juta ton. Alhasil,total penjualan domestik dan ekspor hanya 5,1 juta ton.