Bisnis.com, JAKARTA – Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dinilai telah mengganggu distribusi pangan sehingga perusahaan agro teknologi (agritech) diharapkan dapat menjadi solusi dari masalah tersebut.
Direktur TaniSupply Vincentius Sariyo meliat bahwa situasi ini tercermin dari turunnya harga di tingkat produsen, sementara harga di tingkat konsumen cenderung stabil, bahkan naik.
“Pada dasarnya dampak Covid-19 ini ke petani masih sangat kecil, karena produksi masih berjalan. Gangguan terbesar itu dari supply chain atau dari segi ke logistiknya,” terangnya saat dihubungi Bisnis.com, Minggu (26/4/2020).
Menurutnya, gangguan yang akan dirasakan selama PSBB berlangsung, terbagi menjadi dua. Pertama, kebutuhan petani untuk mengirimkan hasil taninya melalui bus akan terganggu, dan kedua, akan berimbas ke usaha skala besar, seperti katering, sehingga peran agritech beralih fokus dari pelanggan korporat menjadi langsung ke konsumen.
Dia menuturkan pelaku usaha harus mulai membiasakan diri untuk menangani pesanan dari konsumen akhir. Permintaan dari konsumen akhir diklaim bisa meningkat 1,5 kali lipat.
Pihaknya memprediksi di masa pandemi ini, masyarakat banyak mencari bahan makanan yang dapat meningkatkan gizi hingga stamina tubuh. Salah satu bahan pangan yang dimaksud adalah empon-empon.
Empon-empon, lanjutnya, merupakan minuman jamu seperti temulawak, jahe, kunyit, dan sereh. Manfaatnya tak hanya berfungsi menjaga kesehatan, tetapi juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh yang sangat dibutuhkan di tengah kondisi merebaknya virus Corona.
Dia berpendapat melonjaknya permintaan terhadap empon-empon ini tak terlepas dari penyataan Presiden Joko Widodo yang rutin mengonsumsinya dalam menjaga daya tahan tubuh.