Bisnis.com, JAKARTA - Kedutaan Besar Republik Indonesia di India terus melakukan kontak dagang di negeri itu untuk memastikan pasok sejumlah komoditas ke Indonesia.
Duta Besar RI untuk India Sidharto R. Suryodipuro kepada Bisnis.com, Selasa (24/3/2020) menyebutkan sejumlah kontak dilakukan demi memastikan di saat dibutuhkan sejumlah stok bisa terpenuhi.
"Covid ini kan menyebakan dampak disruptif ketidakpastian di semua sektor, kami di sini bekerja memastikan stok untuk Indonesia jika dibutuhkan tetap tersedia," ujar Dubes yang akrab dengan sapaan Pak Arto itu.
KBRI, ujarnya, selain memprioritaskan perlindungan dan keselamatan WNI di negeri itu, juga terus bekerja untuk memahami persis bagaimana rantai pasok yang bisa berjalan.
"Gula, daging, beras, stok ada. Persoalannya adalah pengapalan. Diperlukan dokumen perdagangan yang berbeda dengan situasi normal. Jika saat normal dokumen perdagangan harus asli, nah hal-hal darurat ini yang sedang dipelajari," ujar Arto.
Disebutkan Arto, perdagangan antarnegara ini melibatkan berbagai pihak mulai dari pengimpor, lembaga pemerintah dan hal-hal lainnya.
Baca Juga
Selain itu, untuk memastikan kebutuhan dalam negeri terpenuhi, KBRI juga mencari tahu berbagai kemungkinan jika terjadi sumbatan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Sekarang pekerjaan KBRI lebih banyak ke kegiatan memikirkan, merencanakan, mengantisipasi, dan koordinasi," ujar Arto. Hal itu berbeda jika dalam suasana normal, tambahnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, India menangguhkan semua penerbangan domestik mulai Selasa (24/3/2020), sebagai bagian terakhir dari penguncian (lockdown) nasional.
Larangan penerbangan itu melengkapi penutupan seluruh jalur kereta api penumpang di seluruh negeri untuk menghentikan penyebaran virus corona di negara berpenduduk terpadat kedua di dunia itu.
Kondisi rumah sakit yang tidak dilengkapi dengan baik dan jaminan sosial yang tidak memadai menjadi ancaman tersendiri bagi warganya.
Seejumlah negara bagian memberlakukan jam malam dan perbatasan India telah ditutup untuk sebagian besar pengunjung sejak 11 Maret.
Oxford Economics memangkas perkiraan pertumbuhan India untuk Januari-April menjadi 3 persen, angka yang bahkan tidak terjadi selama krisis keuangan global terburuk.
Indeks ekuitas utama merosot 13,2 persen kemarin dan rupee melemah melewati US$76 untuk pertama kalinya. Obligasi negara dengan tenor 10 tahun anjlok terdalam dalam hampir empat bulan.
Mengontrol wabah sangat penting bagi PM India Narendra Modi, yang tetap menjadi pemimpin politik paling populer di India saat ini meskipun manajemen ekonominya telah menghadapi kritik.
Para Investor asing menjual aset di India pada kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kegagalan untuk menahan kematian dan infeksi dapat mengikis popularitas Modi di dalam negeri.
CNN.com melaporkan jalanan di ibu kota New Delhi sepi dan gedung perkantoran ditutup saat lockdown diberlakukan terhadap 75 distrik di wilayah India hingga 31 Maret mendatang.
Modi mendorong warga India untuk tetap di rumah dan menyelamatkan diri mereka sendiri dari virus Corona.
Modi dalam pernyataannya menyebut banyak warga India yang tidak menganggap serius langkah lockdown yang kini diberlakukan pemerintah.
"Tolong selamatkan diri Anda, selamatkan keluarga Anda, patuhi instruksi dengan serius," tegas PM Modi dalam imbauan via Twitter.
Lockdown di ibu kota New Delhi yang berpenduduk 18 juta orang, akan berlaku hingga akhir bulan ini. New Delhi merupakan salah satu dari 75 distrik di India yang di-lockdown hingga 31 Maret untuk membatasi penyebaran virus Corona.