Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo akhirnya angkat bicara soal dampak wabah virus Corona atau Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia tahun ini.
Presiden memperkirakan target PDB Indonesia sebesar 5 persen hingga 5,4 persen tidak akan tercapai tahun ini.
Oleh karena itu, Presiden menekankan pentingnya mengendalikan penyebaran virus dan menjaga daya beli masyarakat. Seluruh kementerian dan pemerintah daerah harus realokasikan belanja APBN dan APBD yang tidak prioritas untuk hal tersebut.
Terkait hal tersebut, Presiden meminta tiga hal kepada para punggawa ekonomi Tanah Air. “Yang pertama bidang kesehatan, terutama dalam upaya pengendalian Covid-19. Kedua social safety net, ini bansos-bansos. Ketiga, berkaitan dengan insentif ekonomi bagi pelaku usaha dan UMKM,” katanya.
Terkait dengan pengendalian penyebaran Covid-19, sebelumnya Jokowi telah mengambil keputusan dengan cara melaksanakan tes cepat atau rapid test, menjaga jarak sosial, dan membatasi aktivitas luar ruang. Presiden tidak mengambil opsi lock down.
Sementara itu terkait bantuan sosial, Jokowi meminta semua dana bansos direalisasikan seawal mungkin. Presiden juga meminta program padat karya tunai di semua kementerian dan lembaga diperbanyak.
Adapun, insentif ekonomi yang dimaksud ditujukan kepada pelaku usaha, khususnya UMKM dan sektor informal. Presiden mengapresiasi langkah Otoritas Jasa Keuangan yang telah mengeluarkan kebijakan restrukturisasi kredit untuk membantu para debitur yang usahanya terdampak Covid-19.
“Saya minta kebijakan stimulus ini dievaluasi secara periodik untuk lihat kebutuhan-kebutuhan yang ada di lapangan,” kata Jokowi.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya di kisaran 4,2%-4,6%. Angka ini turun dibandingkan proyeksi sebelumnya sekitar 5%-5,4%. Menteri Keuangan Sri Mulyani juga memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2020 akan melambat di kisaran 4,5 persen-4,9 persen.
Menurut Sri Mulyani, wabah virus corona membuat aktivitas ekonomi di Tanah Air terganggu. Salah satu perhatiannya adalah soal konsumsi masyarakat yang diperkirakan menurun di tengah himbauan work from home.