Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moody's Sematkan Baa2 untuk Surat Utang Pertamina

Pertamina memiliki likuiditas yang kuat per 30 September 2019 dengan kas tunai dan setara tunai US$8,1 miliar dibandingkan dengan dengan utang yang jatuh tempo pada 12 bulan ke depan senilai US$2,5 miliar.
Petugas memeriksa pengoperasian Rig (alat pengebor) elektrik D-1500E di Daerah operasi pengeboran sumur JST-A2 Pertamina EP Asset 3, Desa kalentambo, Pusakanagara, Subang, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020)./ ANTARA - M Ibnu Chazar
Petugas memeriksa pengoperasian Rig (alat pengebor) elektrik D-1500E di Daerah operasi pengeboran sumur JST-A2 Pertamina EP Asset 3, Desa kalentambo, Pusakanagara, Subang, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020)./ ANTARA - M Ibnu Chazar

Bisnis.com, JAKARTA - Moody's menyematkan peringkat Baa2 untuk surat utang PT Pertamina (Persero).

Senior VP Moody's Vikas Halan mengatakan bahwa peringkat tersebut mencerminkan posisi Pertamina sebagai perusahaan minyak dan gas yang strategis di Indonesia.

Pada saat yang sama, peringkat utang Pertamina memperhitungkan dukungan yang besar dari pemerintah Indonesia karena ketergantungan kedua belah pihak.

Adapun, penilaian Moody's didasarkan pada peran penting Pertamina dalam eksplorasi migas di dalam negeri yang strategi dan anggarannya diawasi dengan ketat oleh negara.

"Peringkat tersebut menurut ekspektasi kami bahwa Pertamina akan mempertahankan peringkat kreditnya, meskipun ada peningkatan dalam aliran modal kerja, karena keterlambatan pembayaran subsidi, dan belanja modal yang lebih tinggi," kata Vikas dalam keterangan resminya, Kamis (23/2/2020).

Pada 2018, pemerintah Indonesia menyetujui untuk mengkompensasi Pertamina akan kekurangan pendapatan yang disebabkan oelh harga jual yang diatur pemerintah dan harga terkait dengan jenis bahan bakar tertentu.

Namun, penggantian ini tidak segera berdampak ke arus kas karena mereka akan dibayar dengan angsuran pada 2020. Per 30 September 2019, Pertamina memiliki piutang sebesar US$5,3 miliar dari pemerintah Indonesia dibandingkan dengan US$2,2 miliar pada tanggal 31 Desember 2017.

"Pertamina mengharapkan untuk mulai menerima kompensasi dari pemerintah Indonesia tahun ini, yang akan meningkatkan arus kasnya, " jelasnya.

Moody's memperkirakan belanja modal Pertamina selama 3 tahun ke depan rata-rata sekitar US$6 miliar-US$7 miliar per tahun dibandingkan dengan US$3 miliar pada 3 tahun terakhir.

Peningkatan belanja modal akan didorong oleh rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas penyulingan dan efisiensi.

Pertamina memiliki likuiditas yang kuat per 30 September 2019 dengan kas tunai dan setara tunai US$8,1 miliar dibandingkan dengan dengan utang yang jatuh tempo pada 12 bulan ke depan senilai US$2,5 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper