Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom: Batasi KUR ke Sektor Perdagangan, Perluas di Produksi

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai pembatasan penyaluran kredit KUR (Kredit Usaha Rakyat) Mikro sektor perdagangan menjadi keputusan tepat.
Petugas bank menjelaskan mengenai kredit usaha rakyat (KUR)./Antara-R. Rekotomo
Petugas bank menjelaskan mengenai kredit usaha rakyat (KUR)./Antara-R. Rekotomo

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai pembatasan penyaluran kredit KUR (Kredit Usaha Rakyat) Mikro sektor perdagangan menjadi keputusan tepat.

Menurut dia, memang idealnya KUR lebih diperbesar untuk kredit produktif seperti industri pertanian, industri, dan perikanan.

“Sejauh ini porsi perdagangan masih besar, dan yang jadi masalah dari sisi pelaku UMKM komposisi produk impor di beberapa usaha juga tinggi,” ujarnya saat dikonfirmasi Bisnis, Selasa (21/1/2020).

Jadi, lanjut dia, wajar apabila terdapat perubahan kebijakan dengan porsi produktif yang lebih besar. Apalagi untuk menaikan porsi KUR disektor produktif juga sudah lama ditunggu-tunggu. “Ya betul sudah pas, dari dulu kita tuntut porsi KUR produktif dinaikan,” lanjutnya.

Hanya saja, yang masih perlu diperhatikan dalam perubahan tersebut adalah bagaimana assessment kredit produktifnya juga diperbaiki, khususnya dalam manajemen risiko. Pasalnya, misalnya di sektor produktif seperti pertanian membutuhkan proses waktu yang panjang, kurang lebih tiga sampai lima bulan.

“Beda dengan perdagangan, hari ini pinjam KUR untuk beli barang dalam satu minggu sudah mampu dicicil. Perlakuannya berbeda,” katanya.

Menurut catatan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, KUR untuk sektor perdagangan atau non produksi pada 2019 mulai menurun lantaran mulai berlakunya target realisasi KUR produksi atau non perdagangan sejak 2017.

Adapun realisasi KUR sektor produksi hingga akhir tahun ini mencapai 51,5% atau masih di bawah target sebesar 60%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper