Bisnis.com, JAKARTA - Holding perusahaan tambang MIND ID optimistis dapat menyelesaikan seluruh proses divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) pada September tahun ini.
Direktur Utama PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) Orias Petrus Moedak mengatakan proses pengambilan alih atau divestasi saham telah dimulai sejak akhir tahun lalu dengan ditandatangani Head of Agreement (HoA) pada bulan Oktober.
Adapun saat ini, pihaknya bersama dengan Vale telah sepakat besaran nilai valuasi.
"Harga saham yang akan kami beli sudah kami sepakati berdasarkan average harga saham di bursa selama 12 bulan terakhir, jadi harga sudah disepakati," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII di DPR, Rabu (22/1/2020).
Saat ini, kesepakatan dan detail dari transaksi divestasi 20 persen saham Vale sudah masuk tahapan persetujuan pemegang saham MIND ID dan Vale.
Dia berharap persetujuan pemegang saham baik dari MIND ID maupun Vale bisa selesai pada akhir bulan Februari. "Akhir bulan ini diharapkan kami bisa sama-sama sepakati detail semua, sebelum kami ajukan kepada proses internal untuk mendapatkan persetujuan, baik komisaris maupun pemegang saham. Selain itu juga dari sisi kami input dari kejaksaan dan BPK atas transaksi yang kami lakukan," tuturnya.
Sebagai perusahaan publik, lanjut Orias, Vale menghendaki pengungkapan besaran harga dan nilai saham dilakukan secara bersama-sama saat dilakukan penandatanganan perjanjian definitif untuk pengambilalihan.
Penandatanganan perjanjian berupa Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA) tersebut diharapkan dapat dilakukan pada akhir Maret ini setelah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham.
Untuk eksekusi pembayaran sesuai mekanisme pasar modal membutuhkan waktu kurang lebih enam bulan setelah penandatanganan CSPA.
"Kami harapkan agar bisa terjadi tandatangan di Maret paling akhir dan eksekusi penyelesaian atau pembayaran sesuai mekanisme di pasar modal yakni kurang lebih 6 bulan setelah tanda tangan. Jadi kalau kami tanda tangan Maret maka pembayaran akan dilakukan di bulan September," terangnya.
Untuk sumber pembiayaan, Orias menuturkan dengan posisi cash perusahaan senilai Rp22 triliun dan juga ada kemampuan untuk melakukan pinjaman dengan terms dari pinjaman yang tidak memberatkan perusahaan.
"Jadi pinjaman yang sekarang kami lakukan kami mengarahkan pinjaman yang grass periode 4 tahunan, jadi sekitar 4 tahun kami dapatkan grass period," ucapnya.
Dia menerangkan MIND ID hanya akan bayar bunga tanpa bayar pokok sampai tahun keempat dimana diharapkan setelah tahun keempat itu sejumlah proyek mulai menghasilkan dan memberikan dampak ke ebitda dan bisa memulai melakukan bayar pokok.
Adapun sejumlah proyek yang dimulai tahun ini yakni Smelter Grade Alumina Refinery oleh Antam di Mempawah, PLTU Sumsel 8 oleh Bukit Asam, Copper Smelter & PMR oleh Freeport Indonesia di Gresik, dan lain sebagainya.
"Ini juga yang terjadi di Freeport, Inalum untuk proyek besar kami melakuman pinjaman dengan syarat yang cukup lunak pada kami, baik dari sisi tingkat bunga maupun cara pembayaran, dimana grass period itu 4 tahun, sehingga dari sisi cash flow kami tidak terlalu berat," katanya.
Oleh karena itu, untuk divestasi Vale juga akan dilakukan pinjaman dan melakukan eksekusinya di akhir tahun ini.
Dia tetap menjaga rasio sehat MIND ID yang disesuaikan dengan syarat dalam pinjaman sehingga hasil investasi setelah masuk baru akan bayarkan pokok.
Adapun pada akhir tahun lalu, MIND ID disebut-sebut telah menganggarkan dana sebesar US$500 juta atau sekitar Rp7 triliun untuk mengambil 20% saham Vale.