Bisnis.com, JAKARTA — PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak masih menunggu penyerahan lahan dari pemerintah agar bisa memulai tahap konstruksi jalan tol Semarang—Demak.
Proyek jalan tol sepanjang 27 kilometer ini akan terpadu dengan pembangunan tanggul laut.
Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak (PPSD) Handoko Yudianto mengatakan bahwa tahap konstruksi belum bisa dilakukan karena lahan yang telah dibutuhkan belum diserahkan ke badan usaha jalan tol.
Untuk itu, pihaknya masih menunggu penyerahan lahan dari pemerintah sehingga konstruksi bisa segera dimulai.
"Belum ada penyerahan lahan, paling sekarang hanya persiapan-persiapan saja, tapi mungkin sebentar lagi akan dimulai," ujar Handoko kepada Bisnis, Kamis (9/1/2020).
Menurut Handoko, tahap konstruksi jalan tol Semarang—Demak akan dimulai dari sisi Demak, yaitu seksi 2 yang menghubungkan Kota Demak dengan Kecamatan Sayung.
Baca Juga
Secara keseluruhan, PPSD akan membangun jalan tol 16,30 kilometer, sedangkan sisanya sepanjang 10,70 kilometer dibangun oleh Kementerian PUPR. Namun, saat operasional berlangsung, PPSD akan mengelola jalan tol secara penuh dengan durasi konsesi 35 tahun.
Handoko sebelumnya mengatakan bahwa kebutuhan lahan untuk proyek jalan tol Semarang—Demak tak terlampau besar. Dari total kebutuhan lahan seluas 531 hektare, sebanyak 300 hektare atau 56,40 persen akan digunakan untuk penampungan air.
Penampungan diperlukan karena jalan tol dibangun terpadu dengan tanggul laut untuk menanggulangi rob di Semarang dan Demak.
Keberadaan tanggul diharapkan bisa mengatasi penuruanan muka tanah di wilayah tersebut.
Semarang dan Demak menjadi dua wilayah perkotaan yang rentan terhadap abrasi dan kenaikan muka air laut. Kedua kota ini masuk ke dalam daftar prioritas pengamanan pantai hingga 2024 nanti. Pengamanan pantai dibutuhkan karena dalam beberapa tahun terakhir, abrasi telah melenyapkan lahan di pantura. Di Demak, misalnya, abrasi telah melenyapkan lahan seluas 476 hektare.
Secara umum, proyek jalan tol Semarang—Demak yang menelan investasi Rp15,30 triliun diharapkan tuntas dalam 2 tahun masa konstruksi.