Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian berkomitmen untuk memacu produksi 13 komoditas utama perkebunan demi mencapai target peningkatan ekspor sebanyak tiga kali lipat sampai 2024 mendatang.
Dalam mendukung target ini, kebutuhan investasi dinilai penting sebagai stimulus selain dukungan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) serta kredit usaha rakyat (KUR).
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono menyebutkan ekspor perkebunan saat ini masih didominasi oleh kelapa sawit dengan estimasi volume mencapai 28,5 juta ton senilai US$14,7 miliar pada 2019. Ke depan, dia menyatakan ekspor juga akan dipacu pada komoditas yang dinilai memiliki potensi, namun belum optimal realisasinya.
"Kami pilih komoditas dengan potensi ekspor, tetapi yang saat ini belum optimal, yakni kopi, kakao, kelapa, jambu mete, lada, pala, dan vanili. Sampai 2024, pertumbuhannya harus lebih dari tiga kali lipat. Minimal 300%. Utamanya kopi, kami berani patok kenaikan 400 persen karena potensi besar, lalu kakao dan kelapa juga demikian," kata Kasdi di Jakarta, Rabu (8/1/2020).
Dia mengemukakan pihaknya telah menyiapkan peta jalan peningkatan produksi demi ambisi tersebut. Dari segi produksi, dia menjelaskan produksi setidaknya harus tumbuh 35% dalam jangka waktu 5 tahun atau 7% per thaun.
Pada 2019, Kementan mematok estimasi produksi untuk kakao berada di angka 596.000 ton dengan produksi pada 2024 dapat mencapai 1,56 juta ton. Sementara pada kopi, produksi tercatat berjumlah 729.000 ton dengan pertumbuhan 5 tahun ke depan menyentuh 970.830 ton.